Bahasa Jadi Senjata Politik di Era Digital

Bahasa dan Politik.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Radio TIRILOLOK kembali mengadakan acara Viral NTT dengan tema “Bahasa dan Politik” pada Sabtu, (9/11/2024), di Studio Radio TIRILOLOK. Acara Viral NTT menghadirkan Prof. Dr. Drs. Frans Bustan, M.Lib sebagai Guru Besar Linguistik Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, dan Servas Lawang selaku Politisi Partai Perindo serta mantan anggota DPRD NTT.

Dalam dialog interaktif, Guru Besar Linguistik UNDANA Kupang, Prof. Frans Bustan menjelaskan bahwa bahasa adalah cerminan dari manusia dalam peran sosialnya sebagai anggota masyarakat. Bahasa dan masyarakat saling memengaruhi dalam simbiosis resiprokal, di mana bahasa ada masyarakat yang terbentuk melalui bahasa. Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat luas, termasuk dalam ranah politik.

Prof. Frans Bustan juga mengungkapkan bahwa fenomena media digital dan platform lainnya kini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh bahasa dalam mempengaruhi opini dan keputusan politik. Dalam kontestasi politik, pilihan kata dan cara pengucapan bahasa sangat berperan untuk menggambarkan identitas politisi dan memengaruhi pandangan masyarakat terhadap mereka.

Lebih lanjut, Prof. Frans Bustan menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang tepat dalam komunikasi. Kesalahan dalam berbahasa, seperti pemilihan kata yang tidak tepat, bisa mengakibatkan kesalahpahaman atau perubahan makna yang membingungkan. Dalam konteks politik, satu kata yang memiliki berbagai interpretasi dapat mempengaruhi persepsi publik.

Sementara itu, Mantan Anggota DPRD NTT, Servas Lawang menyoroti tantangan dalam penguasaan bahasa, terutama di era digital yang cenderung mengabaikan aturan tata bahasa. Menurut Servas Lawang, di masa lalu, menjadi kebanggaan seorang penulis jika mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik. Pengetahuan tentang bahasa dan istilah asing pun penting bagi mereka yang ingin menulis di media massa.

Bulan Bahasa dan Sastra yang selenggarakan secara rutin di Indonesia sejak tahun 1980.