Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Radio TIRILOLOK mengadakan dialog interaktif bertajuk “Viral NTT” dengan topik “Prostitusi Online Anak SMP” pada Sabtu, (18/10/2025). Acara ini menghadirkan Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Kupang, Jems Bore, sebagai narasumber utama di studio Radio TIRILOLOK.
Dalam pernyataannya, Jems Bore mengungkapkan kondisi mengkhawatirkan yang ditemukan KPAD di lapangan.
“Kami menemukan anak-anak usia 13 hingga 15 tahun yang masih berstatus pelajar di Kota Kupang terlibat dalam praktik prostitusi, bahkan ada yang aktif di dunia malam,” ujarnya.
“Mereka seharusnya berada di rumah bersama orang tua dan belajar, bukan berkeliaran malam hari dan terlibat dalam aktivitas berisiko tinggi.”
Jems Bore menjelaskan bahwa aktivitas prostitusi ini tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga melalui platform online, termasuk grup WhatsApp. Dalam grup-grup tersebut, anak-anak diajak masuk ke ruang percakapan yang penuh dengan konten pornografi, lalu dijaring secara perlahan oleh pelaku.
“Ada grup WA yang sengaja menyebar stiker porno untuk memancing reaksi. Anak-anak yang merespon akan diajak ke grup yang lebih tertutup, di mana percakapan makin vulgar hingga akhirnya mengarah ke video call tanpa busana dan pertemuan fisik,” jelasnya.
Menurut Jems Bore, faktor keluarga menjadi pemicu utama anak-anak terjerumus dalam prostitusi. Sebagian besar berasal dari keluarga broken home atau kehilangan sosok ayah (fatherless), serta kurangnya pengawasan dan edukasi dari orang tua.
“Mereka mencari kasih sayang dan perhatian dari luar rumah, tapi justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang tampak peduli di awal, padahal sebenarnya sedang menghancurkan masa depan mereka,” tegasnya.
Jems Bore juga mengungkap bahwa dalam beberapa kasus, sesama teman sekolah bisa menjadi mucikari yang menjual temannya sendiri, dan praktik ini sudah menjadi hal biasa di kalangan kelompok-kelompok tertentu.
“Ada anak-anak yang termotivasi ikut karena ingin gaya hidup tinggi, seperti punya handphone mahal atau barang branded. Lama-kelamaan, mereka terbiasa dan menjadikan seks sebagai hal biasa, bahkan sampai saling tukar pasangan dalam grup,” katanya.
Jems Bore menyatakan pentingnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mengawasi aktivitas anak-anak, baik secara langsung maupun di media sosial, demi memutus rantai prostitusi anak di NTT.














