Atambua, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, meresmikan NTT Mart by Dekranasda Belu yang berlokasi di Galeri Tenun, Jalan Marsda Adi Sucipto, Haliwen, Atambua, Senin (1/12/2025). Peluncuran ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi daerah melalui gerakan cinta akan produk lokal.
“Hari ini kita menyaksikan sebuah langkah penting bagi kemandirian ekonomi NTT ketika bersama-sama membuka NTT Mart Belu sebagai simbol gerakan besar mencintai dan mengutamakan produk lokal,” ujar Gubernur Melki mengawali sambutannya.
Gubernur Melki menegaskan bahwa NTT Mart merupakan bagian dari gerakan untuk mendorong masyarakat memproduksi, membeli, dan menggunakan produk lokal. Gerakan ini sejalan dengan kampanye nasional “Aku Cinta Indonesia” pada masa Presiden Soeharto, konsep Trisakti Presiden Soekarno, serta kini diterjemahkan melalui kampanye “Aku Cinta Produk NTT”.
Menurutnya, tantangan utama UMKM saat ini adalah ketidakstabilan produksi. “Banyak UMKM mampu memproduksi, tetapi tidak konsisten setiap bulan. Inilah yang membuat pasar kita tidak berkembang,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan potensi besar dari olahan jantung pisang yang dapat memberikan nilai tambah jika diolah dan dikemas dengan baik. Gubernur mendorong perubahan pola ekonomi tradisional dari tanam–panen–jual mentahan menjadi gerakan hilirisasi yakni olah–kemas–jual.
Untuk memperkuat perputaran ekonomi lokal, Gubernur mengumumkan kebijakan wajib belanja produk lokal minimal Rp. 100.000 bagi ASN menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Dengan 4.000–5.000 ASN di Belu, perputaran ekonomi dapat mencapai Rp5 miliar dalam satu periode belanja,” ujarnya. Kebijakan ini, lanjutnya, lazim diterapkan di berbagai negara maju serta tidak membebani ASN karena kebutuhan konsumsi tetap muncul setiap akhir tahun.
Gubernur Melki turut mengapresiasi inovasi para pelajar SMK, termasuk kompor induksi buatan siswa SMK Negeri 4 Kupang, yang direncanakan akan dipasarkan di NTT Mart.
Ia menambahkan bahwa Pemprov NTT akan menggandeng Balai POM (Pengawas Obat dan Makanan) dan BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) untuk memastikan produk UMKM memenuhi standar nasional dan internasional, mengingat Kabupaten Belu merupakan gerbang perbatasan Indonesia–Timor Leste.
Selain itu, Gubernur meminta pemerintah kabupaten/kota mengusulkan UMKM yang layak mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI, Bank Mandiri, dan Bank NTT.
“Dana KUR nasional yang mencapai ratusan triliun harus dimanfaatkan untuk menggerakkan UMKM NTT,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Belu, Willybrodus Lay, menyampaikan bahwa keberadaan NTT Mart merupakan langkah strategis dalam memperluas pemasaran produk lokal di wilayah perbatasan. Dengan penduduk NTT mencapai lima juta jiwa, menurutnya kehadiran pasar modern khusus produk lokal sangat tepat.
“Atambua dipilih sebagai lokasi peluncuran karena berada pada jalur utama perjalanan warga Timor Leste menuju Kupang. Setiap hari terdapat 5–7 bus yang singgah di Atambua, sehingga NTT Mart berpotensi menjadi pusat perhentian dan belanja produk lokal. Ke depan, kawasan ini diharapkan berkembang menjadi rest area perbatasan dengan pujasera kuliner khas NTT,” kata Bupati Belu.
Bupati Willybrodus menyebut, kedepan Pemkab Belu akan mengembangkan produk unggulan seperti selai organik nanas, olahan kelapa, bunga matahari, chia seed, coconut roasted, dan produk pertanian lain.
“Belu juga akan memiliki dua NTT Mart yaitu NTT Mart by Dekranasda Belu, dan NTT Mart Kota Atambua yang akan bekerja sama dengan Koperasi Merah Putih. ASN Belu diwajibkan berbelanja melalui marketplace NTT Mart dan Koperasi Merah Putih sehingga perputaran ekonomi terjadi dalam satu ekosistem digital,” tutupnya.
Kadis Perindag Provinsi NTT, Zet Sony Libing, melaporkan bahwa NTT Mart merupakan hasil koordinasi antara Pemprov NTT dan Pemkab Belu. Saat ini terdapat 950 produk IKM dari 23 pelaku, mencakup sekitar 100 jenis fashion, kriya, dan kuliner.
Pemerintah juga menerapkan skema beli putus agar pelaku UMKM tidak terbebani target penjualan serta menetapkan margin keuntungan maksimal 10% agar harga tetap terjangkau. Peluncuran NTT Mart ini juga nantinya akan segera dilanjutkan ke wilayah Flores dan Timor.
Acara peluncuran turut dihadiri Anggota DPRD NTT, Agus Nahak, Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, unsur Forkopimda Belu, Sekda Belu, Kadis Perindag NTT Sonny Libing, Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Belu, Kepala SMA Surya, Romo Benyamin Seran, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan serta Tokoh Pemuda.














