Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Pemilihan Rektor Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang periode 2026–2029 resmi menetapkan Prof. Dr. Ir. Jefri S. Bale, ST., M.Eng sebagai rektor terpilih.
Dalam konferensi pers seusai pemilihan, di ruang treater UNDANA, ia mengawali dengan ucapan syukur. “Seluruh proses berjalan baik. Saya yakin ini karena Tuhan berkenan atas apa yang terjadi hari ini,” ujarnya. Ia juga berterima kasih kepada Kementerian, Rektor, Senat, dan seluruh panitia yang dinilainya bekerja dengan penuh kesungguhan sehingga pemilihan berlangsung lancar.
Prof. Jefri menyampaikan bahwa amanah ini merupakan tanggung jawab besar. “Harapan sivitas akademika Undana besar. Mereka memberi saya tanggung jawab untuk mengorkestrasi kepemimpinan empat tahun ke depan. Ini tidak mudah dan butuh kolaborasi dari kita semua,” tegasnya. Ia mengatakan bahwa proses pemilihan telah selesai dan seluruh dukungan harus bersatu. “Tidak ada lagi calon A, B, atau C. Saat ini yang ada hanya satu kepemimpinan. Kita jangan terbelah,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa sampai pelantikan nanti, kepemimpinan masih berada pada Rektor saat ini. “Saya tetap menjalankan tugas sebagai Wakil Rektor IV sambil menyiapkan proses suksesi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tidak ada konsep ‘program 100 hari’. “Setelah pelantikan, kita bekerja setiap hari. Di awal saya akan membangun koordinasi dengan seluruh stakeholder karena kita memasuki penyusunan anggaran 2026,” jelasnya.
Prof. Jefri menyatakan pentingnya pemetaan kebutuhan seluruh sivitas—mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan—untuk memastikan langkah awal sejalan dengan visi transformasi Undana menuju world class, locally relevant university. Menurutnya, usia Undana yang telah mencapai 63 tahun seharusnya mencerminkan kinerja yang lebih optimal. “Transformasi SDM adalah kunci. Jika individu siap, kita bisa melewati tantangan dan meraih prestasi,” ujarnya. Ia juga menilai tata kelola harus menghadirkan kenyamanan. “Rumah yang tidak nyaman mengganggu performa, begitu juga kampus,” tambahnya.
Terkait penelitian dan pengabdian, ia menilai Undana perlu fokus pada wilayah atau topik tertentu agar hasil lebih terukur. “Kalau kegiatan terpecah kecil-kecil, dampaknya tidak optimal. Kita harus menggabungkan kekuatan SDM untuk menyelesaikan masalah secara nyata,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa Undana tidak boleh inferior dalam kerja sama. “Kita harus setara dan saling menguntungkan. Undana punya kekuatan besar, mitra juga harus belajar dari kita,” katanya.
Dalam aspek pembelajaran, ia menekankan pentingnya soft skill selain hard skill, seperti kemampuan berpikir kritis dan komunikasi. “Informasi bisa didapat di mana saja, tetapi pemanfaatan teknologi harus dibarengi kapasitas individu,” ujarnya. Ia juga menyinggung peningkatan pendapatan non-akademik yang akan diarahkan untuk kesejahteraan dosen. “Kenyamanan mengajar, meneliti, dan mengabdi akan kita tingkatkan, termasuk insentif publikasi dan hibah,” jelasnya.
Terkait reputasi, ia menegaskan bahwa penelitian harus memperhatikan luaran. “Tidak cukup hanya terbit di jurnal. Luaran seperti paten dan inovasi yang digunakan masyarakat akan mengangkat reputasi universitas,” tegasnya. Ia menilai Undana memiliki potensi besar di bidang pangan dan energi baru terbarukan. “Kalau kita ingin berperan secara nasional, kita harus memanfaatkan momentum ini. Tidak hanya meneliti, tetapi menghasilkan karya yang bisa dipakai untuk kemandirian pangan dan energi,” tutupnya.














