Perpaduan Iman dan Inovasi Hadir lewat Gagasan Pater Hendrik

Kelebihan utama buku Misionaris Abad Ke-21 terletak pada penggabungan misi konvensional dengan misi real time, terutama dalam konteks pelayanan misi media komunikasi SVD.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Radio TIRILOLOK menggelar acara talkshow bedah buku berjudul Misionaris Abad Ke-21 karya P. Hendrikus Saku Bouk, SVD, S.Fil., MA dalam rangka literasi digital dengan tema Suatu Paradigma Baru Bermisi Real Time SVD, SSpS, SSpSAP Timor di Era Digital Pasca 150 Tahun SVD Sejagat pada Sabtu, (19/7/2025).

Acara berlangsung di Aula Kantor Radio TIRILOLOK dan dapat diikuti secara daring melalui Zoom.

Talkshow beda buku menghadirkan narasumber Prolog P. Dr. Eduardus Dosi, SVD, M.Si, Pembedah Sr. Aloisia Teti, SSpS, dan Sr. Maria Irene Tae, SSpSAP.

Berbagai kalangan turut berpartisipasi dalam acara talkshow beda buku, termasuk Rektor UNWIRA Kupang, para pendengar setia Radio TIRILOLOK, wartawan dari Sekolah Timur, frater, suster, dan peserta lainnya.

Pembukaan acara talkshow beda buku dilakukan oleh Direktur Utama Radio TIRILOLOK, P. Dismas Longginus Mauk, SVD yang menyampaikan pentingnya peran profetis misionaris abad ke-21 dalam menyuarakan keadilan, kebenaran, dan solidaritas bagi mereka yang terpinggirkan serta terlupakan.

Program-program siaran yang dihadirkan berupaya membela martabat manusia dengan menghadirkan realitas sejarah nyata, termasuk refleksi atas misi dan spiritualitas sang pendiri, Santo Arnoldus Janssen, SVD.

Pada sesi dialog interaktif, P. Hendrikus Saku Bouk menjelaskan konsep misi real time sebagai paradigma baru di era digital abad ke-21, yang bersifat hybrid untuk manusia dan mimesis untuk para rohaniwan, menjadi pilihan yang bersahabat dalam menjalankan tugas misi.

Selanjutnya, P. Dr. Eduardus Dosi mengulas makna hidup yang terkandung dalam buku Misionaris Abad Ke-21, sekaligus mengapresiasi perjalanan panjang SVD selama 150 tahun sebagai rahmat besar dalam sejarah misi yang dapat diamati secara nyata.

Kelebihan utama buku Misionaris Abad Ke-21 terletak pada penggabungan misi konvensional dengan misi real time, terutama dalam konteks pelayanan misi media komunikasi SVD di wilayah Nusa Tenggara, khususnya di Flores.

Buku Misionaris Abad Ke-21 dengan tebal 330 halaman tersebut menjadi sumber inspirasi baru dalam memahami literasi digital dan paradigma misi kontemporer.