Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak gereja dan keluarga menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun pendidikan dan karakter anak.
Ajakan itu disampaikan saat membuka Persidangan Wilayah Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) NTT Tahun 2025 di Aula GMIT Center, Selasa (28/10/2025).
“Keluarga adalah gereja kecil yang menjadi dasar pembentukan karakter dan pendidikan anak. Pendidikan yang utama dan pertama harus dimulai dari rumah sebelum diperkuat oleh sekolah dan masyarakat,” ujar Gubernur Melki Laka Lena.
Ia menjelaskan posisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT yang masih berada di peringkat 35 dari 38 provinsi di Indonesia. Kondisi ini, kata Melki, menjadi cerminan bahwa kualitas pendidikan di NTT perlu pembenahan serius.
“Dulu NTT dikenal sebagai daerah penghasil tenaga pendidik yang dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia. Namun kini kualitas pendidikan kita menurun. Banyak guru berpendidikan tinggi, tetapi kurang mampu mentransfer ilmu secara efektif seperti guru-guru hebat.” ujarnya.
Untuk itu, Gubernur NTT menyatakan pentingnya pembenahan sistem pendidikan secara menyeluruh, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Salah satu langkah yang akan ditempuh Pemerintah Provinsi NTT adalah menerapkan program waktu khusus keluarga setiap sore selama 90 menit, mulai pukul 17.30 hingga 19.00 WITA.
“Kami ingin setiap keluarga di NTT memiliki waktu berkualitas bersama. Entah berbincang, belajar, atau berdoa bersama. Ini akan memperkuat keharmonisan dan mendidik anak dalam suasana yang sehat,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Gubernur NTT juga mengungkapkan meningkatnya kasus sosial di kalangan remaja, termasuk kasus HIV/AIDS di sejumlah SMP di Kota Kupang. Ia menilai lemahnya pengawasan keluarga dan kurangnya pendidikan karakter menjadi faktor utama munculnya perilaku menyimpang di kalangan pelajar.
“Keluarga dan gereja harus hadir sebagai benteng moral bagi anak-anak kita. Tanpa itu, mereka akan mudah terseret arus pergaulan yang salah,” tegas Melki.
Ia juga mengingatkan pentingnya menciptakan ruang publik yang sehat di tengah masyarakat. “Ruang publik yang dipenuhi hoaks, cacian, dan fitnah hanya akan merusak semangat kebersamaan kita di NTT. Mari kita isi dengan hal-hal yang membangun dan memberi inspirasi,” ujarnya.
Gubernur NTT berharap Persidangan Wilayah PGIW NTT menjadi momentum memperkuat kolaborasi antar gereja dan seluruh elemen masyarakat untuk membangun NTT yang cerdas, berkarakter, dan beriman.
“Selamat bersidang. Semoga seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang membawa kebaikan bagi umat dan daerah,” tutup Gubernur Melki Laka Lena.
Persidangan Wilayah PGIW NTT Tahun 2025 berlangsung selama dua hari. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni, Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni, Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Samuel Pandie, Kepala Biro Hukum Setda Provinsi NTT Odermaks Sombu, serta perwakilan sinode dan lembaga mitra.














