Penjabat Gubernur NTT Launching Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77

Peresmian Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Penjabat Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P, melaunching Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT di Halaman Depan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, pada Sabtu (23/11/2024).

Acara ini diinisiasi untuk mewujudkan ketahanan pangan di Nusa Tenggara Timur menuju kemandirian pangan serta daulat pangan.

Acara tersebut diawali dengan laporan Plt. Kepala Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda. “Dengan kerjasama dan dukungan dari Universitas Brawijaya, dan Perusahaan Bunga Tani Sejahtera sejak tahun 2022 kita sudah mulai kegiatan untuk pengembangan jagung hibrida, yang pertama kita di kabupaten Sumba Barat Daya, dimana tahun 2022 dilepas 30 ton dengan luasan area 20 hektare kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 2024 ini kita melakukan kegiatan di Kabupaten Kupang dengan luas area 28 hektare dan menghasilkan 60 ton dan kita upayakan dan harapkan ke depan bisa lebih baik lagi,” ungkap Joaz.

Selain itu Joaz juga menyampaikan program yang akan dijalankan kedepannya untuk pengembangan jagung hibrida tersebut. “Rencananya tahun depan kita ingin mengembangkan lebih besar lagi, bisa 60/70 hektar lagi kita alokasi di beberapa kabupaten yang menjadi daerah sentra pengembangan jagung hibrida, oleh karena itu kami sangat berharap Universitas Brawijaya dan juga Universitas Nusa Cendana dan Perusahaan Bunga Tani bersama teman-teman yang di dinas bersama semua kelompok Tani untuk mendukung kegiatan ini,” jelas Joaz.

Ia juga berharap bahwa tahun depan Hibrida semakin naik dan terus mengembangkan kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida karena memang jagung hibrida hampir setiap tahun semakin tinggi tidak hanya untuk pangan tetapi untuk pakan ternak dan industri.

Sementara itu PJ. Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P, dalam sambutannya menyampaikan bahwa NTT harus bisa menjadi daerah yang punya kontribusi besar bagi program swasembada pangan nasional.

“Presiden RI, Prabowo Subianto mempunyai arahan yang sangat jelas dan tegas bahwa kita ingin mewujudkan swasembada pangan nasional. Kalau kita ingin mengingatkan kembali terkait dengan UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan di sana memang ada mandat untuk mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan itu adalah kondisi terpenuhinya pangan dalam jumlah cukup, dan terjangkau. Endingnya adalah ingin memastikan setiap individu, setiap orang di indonesia, kalau misalkan jumlahnya 281 juta, berarti 281 juta itu tidak boleh ada yang kelaparan bahkan harus bisa hidup sehat, aktif dan produktif,” ungkap Andriko.

Pj. Gubernur Andriko juga menjelaskan bahwa dalam regulasi tersebut juga ada spirit yang ditanamkan yaitu kemandirian pangan dan kedaulatan pangan. “Kemandirian itu mensyaratkan kondisi terpenuhinya kebutuhan yang berasal dari sumber daya yang kita miliki. Dan itulah roh dari swasembada pangan dari mandiri pangan. Kemudian ditingkatkan lagi statusnya menjadi daulat pangan spiritnya di situ, daulat pangan itu artinya kita semua negara, bangsa dan rakyatnya memutuskan sendiri terkait dengan kebijakan tanam pangan. Dan tentunya bebas dari intervensi dari negara lain yang kemudian membuat kita tidak berdaulat,” tambah Andriko.

Menurut Pj. Gubernur NTT, ada tiga pokok yang harus dikerjakan ketika ingin menjadi daerah yang Swasembada yakni intensifikasi, ekstensifikasi, disertifikasi. “Jadi pada saat tahu jagung kita cuma 2,2 ton per hektar kemudian ada potensi jagung yang bisa 7-8 ton itulah intensifikasi. Pengungkitnya adalah benih. Meningkatkan produktivitas dalam satuan luas yang sama, budidaya di situ, pupuk di situ, benih di situ, irigasi di situ, itu dalam rangka untuk mengintensifikasi lahan. Dan tentu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik,” jelas Andriko.

Beliau juga bahkan menghimbau kepada Bulog agar tidak hanya menyetok beras saja tetapi juga jagung khususnya jagung pakan dan jagung pangan.

“Tapi dalam konteks NTT kita ingin berasnya berasal dari produksi NTT demikian juga jagung, sorgum, kedelai dan lain sebagainya. Kalau setiap provinsi standingnya sama berarti indonesia akan mandiri pangan. Jadi konteksnya seperi itu. Kita ingin bulog tidak hanya beras saja yang distok, tapi juga jagung, seperti jagung pakan dan jagung pangan. Dan jagung pangan yang kita miliki punya rasa yang sangat enak,” ujar Andriko.

“Berikut soal memperluas area tanam, dimana bahwa dengan mekanisasi maka dapat mengefisienkan SDM. Jika itu berjalan baik, maka swasembada pangan itu dapat terwujud karena kuncinya adalah soal kemauan, keinginan, dan spirit. Bukan sesuatu yang susah. Dengan begitu kita dapat melawan importir. Kita punya semua potensi dan kalau kita serius, produksi kita dari beberapa hasil pertanian seperti beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging bahkan gula akan luar biasa,” ungkap Pj. Gubernur NTT.

“Dengan demikian kita bisa menstop impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Ini kita sudah punya Perpres 81 tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Harus kita jalankan dengan serius.,” kata Andriko.

Menyambung apa yang telah Ia jelaskan tadi, Andriko juga berharap program makan siang bergizi gratis di NTT wajib menggunakan bahan baku yang ada di NTT sendiri.

“Tapi kalau bahan bakunya diambil dari luar yang menikmati itu juga orang luar sana. Tujuan kita jelas bahwa kita ingin semua bahan bakunya berasal dari NTT sehingga yang menikmati itu adalah masyarakat NTT.” Pungkas Andriko.