Gubernur NTT Dorong Bambu Jadi Pilar Ekonomi Restoratif di Nusa Tenggara Timur

Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri acara High Level Round Table Belajar Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif.

Labuan Bajo, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri acara High Level Round Table Belajar Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif yang digelar di Kampus Bambu Komodo, Labuan Bajo pada Selasa (28/10/2025) siang.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Veronika Tan, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI, Irene Umar, Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Catur Prasetyani, Ketua Umum AKAPSI sekaligus Bupati Luhut, Bursah Zarnubi, serta Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, dan jajaran pemerintah daerah lainnya.

Gubernur Melki Laka Lena dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Monica, Ketua Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL), atas penyelenggaraan kegiatan strategis ini yang berhasil menghadirkan berbagai pemangku kepentingan penting.

“Terima kasih atas kehadiran Ibu Wamen PPPA, Ibu Wamen Ekonomi Kreatif, Dirjen, para Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah yang hadir di tempat ini. Kita berharap kegiatan ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat produksi bambu di NTT dengan melibatkan semua pihak,” ujar Gubernur.

Lebih lanjut, Gubernur menegaskan bahwa bambu dapat menjadi pilar utama ekonomi restoratif NTT jika dikelola secara serius dan kolaboratif.

“Kita ingin menciptakan rantai nilai bambu yang mampu menyerap tenaga kerja lokal, menjaga kelestarian alam, serta mendukung upaya pengurangan kemiskinan di NTT,” tambahnya.

Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) sendiri merupakan organisasi yang berkomitmen membangun ekonomi restoratif berbasis desa melalui pendekatan agroekologi bambu. Salah satu inisiatif unggulannya adalah pengembangan Sistem Hutan Bambu Lestari (HBL), yaitu sistem panen tebang pilih yang menjamin keberlanjutan rumpun bambu sekaligus mendukung industri bambu berkelanjutan di Indonesia.

YBLL juga mengembangkan produk bambu laminasi bernilai tambah melalui Rumah Produksi Bersama Mosedia yang dikelola oleh BambuCoop. Upaya ini diharapkan menjadi model transformasi ekonomi restoratif yang melibatkan petani, pengrajin, pelaku industri, akademisi, dan pemerintah.

Tujuan tersebut sejalan dengan arah pembangunan nasional yang tertuang dalam ASTACITA (Arah, Strategi, dan Kebijakan Pembangunan Indonesia).

Untuk diketahui, Forum lintas sektor ini mempertemukan para pemimpin pemerintah, akademisi, pelaku usaha, organisasi pembangunan, dan komunitas lokal untuk menggali potensi ekonomi restoratif berbasis bambu di NTT.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Wulla, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, Dwi Yono, serta sejumlah pimpinan perusahaan swasta dari dalam dan luar negeri.