Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL –Konferensi Universitas SVD Asia-Pasifik (ASPAC) 2025 telah memasuki hari kedua pada Jumat (21/02/2025). Acara ini berlangsung di St. Paulus Hall, Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, dari pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Kegiatan pada hari kedua terdiri atas beberapa agenda, yakni pengenalan Konferensi Universitas SVD wilayah Asia-Pasifik (ASPAC) 2025, pemaparan materi oleh sepuluh pembicara, serta perayaan Ekaristi bersama sebagai penutup.
Pemaparan materi dibagi dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, Pater Philipe Muncada, SVD, memaparkan hasil studi eksploratifnya mengenai kekatolikan di lima Perguruan Tinggi SVD di Provinsi Filipina Utara. Secara khusus, ia menyoroti makna mendalam kekatolikan serta pengaruhnya dalam membentuk lanskap pendidikan di negara tersebut.
Sesi kedua menghadirkan pemaparan materi dari lima pembicara. Pater Philipus Tule, SVD membuka sesi ini dengan membahas peran misionaris SVD di Nusa Tenggara Timur dalam pengembangan dan pelestarian arsitektur vernakular. Pater Antonius Bastian Limahekin, SVD, kemudian menyampaikan materi mengenai upaya penghijauan oleh Institusi Pendidikan Tinggi SVD, mencakup justifikasi, program-program yang telah dilaksanakan, serta peluang baru untuk keterlibatan ekologis. Richard R. Jugar membahas unsur penting serta faktor pendukung dalam lembaga pendidikan yang dikelola oleh SVD untuk pengembangan pedagogi berbasis fondasi dan konteks. Selanjutnya, Pater Wilibaldus Gaut, SVD, memaparkan upaya sederhana dalam mendefinisikan kembali kekatolikan dalam universitas Katolik. Terakhir, Pater Philip Gibs, SVD, membahas kehadiran Katolik dalam pendidikan tinggi di Papua Nugini melalui Divine Word University.
Sesi ketiga menghadirkan empat pembicara. Pater Petrus Dori, SVD, menyoroti komunitas interkultural di Ledalero sebagai wadah pembinaan dan pendidikan bagi calon imam dan kaum awam. Romo Patricius Neonnub dan Pater Petrus Tan, SVD, kemudian mengkaji konsep serta batas kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam pendidikan Kristiani di Indonesia berdasarkan perspektif Thomistik. Terakhir, Pater Kasmir Nema, SVD, menyampaikan materi mengenai perjalanan komunikasi SVD di Indonesia, pencapaian yang telah diraih, tantangan yang dihadapi, serta strategi agar tetap relevan dalam misi pewartaan.
Konferensi ini bertujuan untuk memperkuat peran institusi pendidikan tinggi SVD dalam membangun pendidikan berbasis nilai-nilai kekatolikan, keberlanjutan lingkungan, serta pemanfaatan teknologi dalam pendidikan Kristiani.