Larantuka, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang yang tengah mengikuti program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, terus bersinergi dengan berbagai agenda kerja.
Salah satu program kerja yang dicanangkan ialah sosialisasi dan pelatihan pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar daun lontar, yang dikemas dalam tema besar, yakni pelestarian budaya. Kegiatan yang melibatkan sebanyak 25 anggota masyarakat ini berlangsung di Dusun II Desa Watoone pada Minggu (28/4).
Kepada Radio TIRILOLOK, Ricardo Sabhu, mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan yang menginisiasi kegiatan tersebut mengatakan bahwa tujuan pelaksanaannya ialah untuk mempertahankan tradisi berupa keahlian kerajinan tangan dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menjaga keberlanjutan kearifan lokal yang ada.
Selain itu, ia bermaksud untuk mengedukasi masyarakat dengan memberikan pemahaman bahwa kerajinan tangan daun lontar menjadi pilihan yang tepat karena ramah lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan plastik. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa melalui agenda ini, diyakini bahwa skema pemberdayaan masyarakat dapat terjadi melalui peluang pembukaan lapangan kerja baru yang dapat mendatangan keuntungan secara ekonomi.
Tak hanya itu, ia juga berharap masyarakat dapat terus menjaga kearifan lokal, khususnya kerajinan tangan daun lontar itu agar tidak hilang, kendati terus digerus perkembangan zaman yang kian berubah dari waktu ke waktu. Di Adonara sendiri, produk kerajinan tangan dari daun lontar tersebut kerap dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, maupun pada ritual-ritual tertentu, khususnya yang berkaitan dengan urusan adat.
Diakuinya pula bahwa peran kaum muda setempat menjadi amat penting, terutama dalam membangun kepekaan dalam menjaga warisan leluhur serta memanfaatkan potensi yang ada di sekitar wilayah Adonara secara umum, dan Desa Watoone secara khusus, yakni pohon lontar yang apabila dikelola secara baik, maka dapat bernilai ekonomis.
Sementara itu, salah seorang peserta kegiatan, Sengari Mbura, menyebut bahwa sosialisasi dan pelatihan ini sangat bagus untuk anak muda, karena banyak di antaranya yang tidak tahu cara membuat kerajinan tangan daun lontar. Padahal ini merupakan budaya yang harus dikembangkan dari zaman ke zaman. Ia mengapresiasi inisiatif para mahasiswa yang mampu mengorganisir anak muda untuk berkarya melalui pelatihan tersebut dengan mengajarkan teknik-teknik tradisional dalam membuat kerajinan tangan dari daun lontar kepada masyarakat setempat.
MKBM FISIP UNWIRA telah dimulai pada Rabu (10/4) silam dan akan berlangsung selama dua bulan di lima desa, yakni Desa Watoone, Oringbele, Lamabelawa, Pledo, dan Weranggere. Adapun para mahasiswa yang terlibat berasal dari tiga program studi, yaitu Ilmu Komunikasi, Administrasi Publik, dan Ilmu Pemerintahan.