NTT Siap Hadapi Musim Hujan, Prediksi dan Strategi Mitigasi

Informasi Terkait Iklim dan Peralihan Musim.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Pada Jumat, (27/9/2024), Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengadakan konferensi pers dengan tema “Informasi Terkait Iklim dan Peralihan Musim” di Kantor Gubernur NTT.

Konferensi ini membahas kondisi dinamika atmosfer dan laut yang dipantau serta diprakirakan berdasarkan fenomena iklim, termasuk El Niño Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Sirkulasi Monsun Asia-Australia, Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan suhu permukaan laut Indonesia.

Dalam sambutannya, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmattuloh Adji, SP, menjelaskan prediksi awal musim penghujan 2024-2025. Beliau menyampaikan pentingnya memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan awan dan hujan, serta memberikan update terkait kondisi iklim. Hingga awal September 2024, pemantauan anomali iklim global menunjukkan bahwa ENSO berada dalam kondisi netral dengan nilai anomali suhu di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur (Nino 34) sebesar minus 0,29. Di sisi lain, suhu muka laut di Samudera Hindia juga menunjukkan kondisi netral dengan indeks IOD sebesar 0,27.

Selanjutnya, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian.Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mencatat bahwa luas tanam mengalami penurunan akibat ketersediaan air yang terbatas. Dalam upaya efisiensi, petani didorong untuk menggunakan air secara bijak dan menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi yang ada, seperti kacang-kacangan dan horticultural.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ir. Cornelis Wadu, M.Si, menambahkan informasi terkait kebencanaan. Beliau mengungkapkan adanya pergeseran El Niño yang berdampak pada pola cuaca di wilayah Australia. Hujan yang terjadi belakangan ini dipengaruhi oleh pergeseran kecepatan angin, dan BPBD telah mengusulkan langkah-langkah mitigasi terhadap risiko kekeringan yang mungkin terjadi pada musim kemarau. Sebagai langkah antisipasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyediakan tiga titik sumur bor untuk setiap kabupaten.

Puncak musim hujan 2024/2025 di Nusa Tenggara Timur diperkirakan terjadi pada bulan Januari 2025, dengan tingkat kemungkinan sebesar 57%.