Pena Pati Herin Jadi Kontribusi Alumni UNWIRA Membangun Indonesia

Merayakan perjalanan panjang tersebut, maka pada Kamis (09/10), diselenggarakan Galeri Jurnalistik dan Peluncuran Buku Pena Pati Herin : Jurnalisme untuk Kemanusiaan, yang berlangsung di Aula St. Hendrikus Rektorat UNWIRA Kampus Penfui

Galeri Jurnalistik dan Peluncuran Buku Pena Pati Herin : Jurnalisme untuk Kemanusiaan

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, lembaga pendidikan tinggi yang berdiri sejak 1982, hingga kini telah menghasilkan puluhan ribu alumni yang berkarya di hampir seluruh penjuru dunia dan tersebar dalam berbagai bidang.

Salah seorang alumni UNWIRA yang telah banyak dikenal publik melalui karya jurnalistiknya ialah Frans Pati Herin. Pria asal Adonara itu merupakan lulusan Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Kendati berlatar belakang akademik di bidang pendidikan, Frans memilih terjun ke dunia jurnalistik dan telah mengabdi selama 12 tahun sebagai jurnalis Kompas – sebuah media terkemuka di Indonesia.

Merayakan perjalanan panjang tersebut, maka pada Kamis (09/10), diselenggarakan Galeri Jurnalistik dan Peluncuran Buku Pena Pati Herin : Jurnalisme untuk Kemanusiaan, yang berlangsung di Aula St. Hendrikus Rektorat UNWIRA Kampus Penfui.

Dalam agenda tersebut, berlangsung pameran foto jurnalistik; peluncuran dua buku karya Frans berjudul “Lompat Kapal ke Amerika” dan “Deadline – Kisah di Balik Liputan Jurnalis Kompas”; serta bincang kisah inspiratif yang menghadirkan sejumlah pembicara, yakni RD Dr. Leo Mali (Akademisi UNWIRA), Eni Nur Efati (Public Relation Indosat), Dion DB Putra (Jurnalis Senior), Dr. Marsel Robot (Akademisi UNDANA), Dr. Aqua Dwipayana (Pakar Komunikasi), dan Dito Papilanda (Public Relation PT Pelni).

Rektor UNWIRA, P. Dr. Stefanus Lio, SVD dalam sambutannya menilai bahwa pagelaran tersebut bukan sekadar sebuah pameran, melainkan menjadi perayaan atas semangat kemanusiaan yang dihidupkan melalui karya jurnalistik.

Ia menyebut, dalam dunia yang cepat berubah dan sering diliputi arus informasi yang kering dari empati, jurnalisme yang berorientasi pada kemanusiaan menjadi sangat penting. Sebab diyakininya, hal tersebut dapat menyalakan nurani, membangkitkan kepedulian, dan memperjuangkan martabat manusia.

P. Stef juga mengatakan bahwa melalui kegiatan itu, para peserta yang hadir dapat menjadi saksi pena dan lensa yang masih bisa menjelma alat untuk meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan, sekaligus mengajak yang lain agar dapat melihat, merasakan dan memahami realitas sosial dengan hati yang peka.

Ia mengapresiasi komitmen Frans yang meneguhkan jurnalisme sebagai panggilan demi kemanusiaan, yang tidak hanya memberitakan peristiwa, tetapi juga menyalakan harapan. Ia berharap bahwa acara itu dapat menginspirasi semua pihak untuk terus menghidupi semangat kemanusiaan di mana pun berada.

Sementara itu, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak peserta untuk bercermin dari karya Frans, terutama tentang nilai-nilai baik yang diangkat dalam tulisan-tulisannya. Ia mengharapkan bahwa karya-karya Frans semakin meneguhkan komitmen UNWIRA untuk lebih banyak terlibat dalam upaya berkelanjutan, terutama dalam melahirkan lulusan yang berkualitas.

Lebih lanjut, Gubernur Melki mengusulkan agar UNWIRA dapat membangun jejaring kolaborasi yang lebih luas bersama pendidikan tinggi lain di bawah pengelolaan Serikat Sabda Allah (SVD), sehingga dapat mewujudkan “Frans Pati Herin” lainnya di bidang pelayanannya masing-masing.

Adapun kegiatan tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh lintas sektor, di antaranya Anggota DPD RI, Ir. Abraham Paul Liyanto; Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Silvester Sili Laba; dan Kepala Badan Cadangan Nasional Kemhan, Letjen TNI Gabriel Lema.