Pendidikan Berbasis Iman Jadi Fokus Muspas Keuskupan Agung Kupang

Hari keempat Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Agung Kupang (KAK) berlangsung dengan agenda utama sidang pleno yang dilaksanakan di Hotel Sahid T-More.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Pada Kamis (2/10/2025), hari keempat Musyawarah Pastoral (Muspas) Keuskupan Agung Kupang (KAK) berlangsung dengan agenda utama sidang pleno yang dilaksanakan di Hotel Sahid T-More. Sidang ini menjadi puncak pembahasan sebelum penutupan resmi Muspas yang akan diadakan pada Jumat, (3/10/2025), di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta.

Sesi pleno diawali dengan penampilan seni dari SMA Seminari Menengah St. Rafael Kupang. Para siswa menampilkan tarian, nyanyian, dan drama bertema pastoral yang mendapat apresiasi dari seluruh peserta.

Pleno dipandu oleh Kepala Sekolah SMP St. Aloysius Niki-Niki, RD. Melki Tamelak. Ia menekankan pentingnya menyatukan misi gereja dan bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

“Muspas bukan hanya soal pertemuan fisik, tapi menyentuh hati dan iman. Ini tentang mewujudkan impian bersama,” ujarnya.

Kelompok 1 yang dipresentasikan oleh Romo Dr. Maxi Un Bria, Pr menyoroti pentingnya peningkatan kualitas guru melalui rekrutmen yang teratur, perbaikan fasilitas sekolah berasrama, dan pengangkatan pengawas internal di sekolah-sekolah Katolik.

“Kita juga perlu mengoptimalkan aset-aset Gereja dan menjalin kerja sama dengan bengkel Keuskupan Agung Kupang untuk mendukung pendidikan non-formal,” ujarnya.

Kelompok 2 mengingatkan bahwa pendidikan dimulai dari rumah. Oleh karena itu, keluarga harus menjadi dasar utama pendidikan iman.

“Kursus Persiapan Perkawinan harus lebih berkualitas. Pendidikan Katolik jangan hanya mengasah otak, tapi juga membentuk karakter dan iman sejak kecil,” ujar perwakilan kelompok.

Kelompok 3 menekankan perlunya integrasi misi Gereja dalam pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat, serta perhatian khusus bagi para lansia. Mereka juga menyampaikan bahwa saat ini masih sangat kurang tenaga katekis dan guru agama di banyak paroki.

“Peran religius sangat penting, terutama untuk pewartaan iman di wilayah pedalaman dan kepulauan,” ujarnya.

Kelompok 4 yang dipimpin oleh Ketua KUB, Jefri, menyoroti pentingnya pengawasan dari para imam terhadap lembaga pendidikan, serta pembenahan infrastruktur sekolah Katolik.

“Perlu dibentuk budaya pendidikan yang sehat, pendirian sekolah Katolik di lokasi strategis, dan kehadiran guru agama Katolik di sekolah negeri,” ujarnya.
“Selain itu, ASN harus bisa disebar secara adil ke sekolah-sekolah Katolik,” tambahnya.

Kelompok 5, yang dipresentasikan oleh Romo Marsel Nubatonis, menyampaikan harapan agar umat Katolik bisa semakin aktif dalam jabatan publik sebagai bentuk nyata peran Gereja di tengah masyarakat.

“Anak-anak putus sekolah harus diberi pelatihan keterampilan kerja, dan mutu lembaga pendidikan Katolik harus terus ditingkatkan,” ujarnya.

Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, menegaskan bahwa Muspas merupakan bentuk nyata respons Gereja terhadap suara umat. Ia mengajak seluruh peserta agar tidak berhenti pada wacana.

“Hasil Muspas ini harus diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk pelayanan pastoral yang lebih efektif,” ujarnya.
“Gereja juga akan terus bersinergi dengan pemerintah, termasuk Gubernur NTT, Melki Laka Lena,” tambahnya.

Muspas kali ini merupakan yang pertama bersama Uskup Agung yang baru, dan menjadi Muspas kelima sejak masa Mgr. Petrus Turang. Muspas sebelumnya berlangsung pada tahun 2019. Menurut Mgr. Hironimus, tema yang diangkat sejalan dengan arah pastoral sebelumnya.

“Kita tidak memulai dari nol, tapi melanjutkan yang sudah dirintis. Gereja tetap konsisten, tidak berubah arah setiap kali terjadi pergantian pemimpin,” ujarnya.

Sebagai penutup kegiatan, para Frater dari Seminari Tinggi St. Mikhael Kupang menampilkan hiburan yang membangkitkan semangat persaudaraan dan kebersamaan seluruh peserta Muspas 2025.