Penjabat Gubernur Ke Lembor dan Bertatap Muka dengan Para Kelompok Tani

Dr. Andriko Noto Susanto melanjutkan kunjungan kerja kelompok tani di Desa Poco Rutang.

Labuan Bajo, TIRILOLOKNEWS.COM || Regional – Setelah melakukan peninjauan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golo Mori, Pj. Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, S.P, M.P, didampingi Pjs Bupati Manggarai Barat, Ondy Christian Siagian dan Plt. Kadis Pertanian dan Ketahanan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda melanjutkan kunjungan kerja ke Kecamatan Lembor untuk bertemu dengan kelompok tani di Desa Poco Rutang, Waenakeng pada Sabtu (19/10/2024).

Setelah diterima dengan sapaan adat oleh Tua Adat di Rumah Gendang Lodok Poco Rutang, Pj. Gubernur NTT bertemu dengan kelompok tani dan para penyuluh.

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Andriko memuji para petani di Lembor yang sudah melakukan pengolahan sawah dengan produktivitas yang cukup bagus sama seperti petani-petani di Jawa.

“Saat memasuki kawasan persawahan di Lembor ini tadi, saya kaget di ketinggian begini dari permukaan laut, memiliki hamparan persawahan yang luar biasa seperti ini. Luar biasa, petani di Lembor ini bisa menanam padi sebaik petani di Jawa. Ini kan puncak musim kemarau dan baru mulai masuk musim hujan, normalnya baru mau tanam. Tapi di sini padinya sudah mulai menguning dan bahkan ada yang sudah panen. Airnya memang bagus, jaringan irigasinya bagus. Irigasi ini termasuk yang harus dikerjakan pemerintah,” jelas Andriko.

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur juga mengharapkan agar dengan jaringan irigasi yang baik tersebut dapat juga dikembangkan tanaman holtikultura.

“Bisa ditanam di sini seperti ubi, pisang dan produk-produk holtikultura yang produktivitasnya tinggi dan bernilai ekonomi tinggi. Saya juga minta teman-teman PPL untuk cari varietas-varietas unggul yang umurnya pendek supaya indeks pertanamannya (IP) tidak menunggu sampai 120 hari dan tahan terhadap serangan hama. Irigasi baik, pupuk tersedia, harus didukung juga dengan varietas unggul untuk tingkatkan produktivitas. Sebagai lumbung pangan Flores, lahan persawahan Lembor punya peran penting untuk memberi makan kepada orang Flores,” kata Pj Gubernur.

Lebih lanjut, Andriko mengingatkan bahwa bahan pangan itu bukan hanya beras tapi ada juga jagung, pisang, ubi-ubian, sorgum, dan lain sebagainya.

“Bahan makan tidak hanya beras artinya kita kondisikan diri juga dengan bahan pangan lokal lainnya. Dan ternyata yang jagung, ubi-ubian, sorgum juga bisa buat kenyang dan meningkatkan kualitas kesehatan. Artinya kita juga bisa jual beras dalam jumlah banyak dan ini namanya diversifikasi tanaman. Beras butuh air banyak, sementara jagung dan sorgum tidak terlalu banyak butuh air. Lahan kering di sekeliling bisa ditanami tanaman palawija. Saya minta para penyuuh agar mendampingi para petani agar Petani dapat menerapkan sistem budidaya secara baik,” jelas Andriko.

Dalam kesempatan tersebut, Andriko juga meminta agar selalu menjaga situasi kondusif selama proses tahapan pilkada. Saya berharap Pilkada di Manggarai Barat dapat berjalan dengan lancar dan aman.

“Boleh berbeda pilihan tapi jangan berantam. Cukup ditunjukan di bilik suara, tusuk dan selesai. Pilihlah yang menurut bapa dan ibu sekalian dapat mewakili aspirasi yang diharapkan. Netralitas ASN maupun Kepala Desa agar diperhatikan. Itu sudah dideklarasikan,” kata Andriko.

Sementara itu, Camat Lembor, Raymundus Majar menjelaskan total luas lahan sawah 3.085 hektar. Sebagian besar di hamparan persawahan dan yang lain di atas bukit. Target realisasi tanam IP3, IP2 dan sistem penanamannya dua musim yakni musim hujan dan musim kering.

“Realisasi tanam 6.084 ha dan realisasi panen 5.984,5 ha. Dan kondisi hari ini dari kurang lebih 100 ha yang belum dipanen. Produktivitas padi di kecamatan Lembor 6,2 ton Gabah Kering Panen (GKP) per ha. Cara bercocok tanam petani memang memperhitungkan secara ekonomis karena satu-satunya penghasilan mereka dari padi sehingga mereka serius. Produksi padi sebesar 37.103,5 ton GKP dan 29.683,12 ton Gabah Kering Giling (GKG). Produksi beras 18.104,7 ton,” jelas camat Raymundus.

Terkait alokasi Pupuk subsidi, menurut Raymundus untuk sementara boleh dikatakan cukup karena ada penambahan alokasi atau realokasi, kurang sedikit saja.

“Masalah yang dihadapi adanya serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) atau hama wereng. Kalau disemprot, mereka lari ke bagian akar, selesai kandungan obat, dia kembali ke permukaan. Pupuk juga masih belum tersedia tepat waktu artinya tanam kami cepat, tapi pupuk yang tersedia datang terlambat. Lalu ada juga pemanfaatn teknologi pertanian yang belum optimal,” tutup Raymundus.

Dalam kesempatan tersebut Pj.Gubernur Andriko Susanto juga menyerahkan secara simbolis bantuan mesin pompa tarik air dan bantuan benih kepada perwakilan kelompok tani. Setelah pertemuan, Pj. Gubernur bersama rombongan mengunjungi Sentra IKM (Industri Kecil Menengah) yang dipakai oleh Kelompok Tenun Molas untuk memproduksi aneka motif tenun Manggarai Barat  dan turunannya. Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur berbelanja beberapa produksi tenun khas Manggarai Barat.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Kepala Desa Poco Rutang, Para Penyuluh dari BPP Lembor, para kelompok tani, kelompok tenun Molas, Danramil, Babinkantibmas dan undangan lainnya.