Jakarta, TIRILOLOKNEWS.COM || NASIONAL – Usai tiba di Indonesia pada Selasa (3/9), Paus Fransiskus memulai rangkaian perjalanan apostoliknya dengan melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Merdeka pada Rabu (4/9). Paus Fransiskus disambut langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan sejumlah pejabat negara dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya usai pertemuan pribadinya bersama Paus Fransiskus, Jokowi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada Paus Fransiskus yang berkenan memenuhi undangan Pemerintah Indonesia. Menurutnya, kunjungan paus itu memiliki pesan yang sangat kuat tentang arti pentingnya merayakan perbedaan di mana Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri dari ragam etnis, budaya, agama, dan suku bangsa.
Ia menyebut bahwa Indonesia terus berupaya menjaga harmoni di tengah kebhinekaan yang dimiliki. Bagi Indonesia, perbedaan adalah anugerah dan toleransi adalah pupuk bagi persatuan dan perdamaian sebagai sebuah bangsa di mana Indonesia sangat beruntung memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga dapat hidup rukun berdampingan.
Jokowi menyebut bahwa semangat perdamaian dan toleransi inilah yang ingin Indonesia bersama Vatikan sebarkan di tengah dunia yang semakin bergejolak, seperti konflik dan perang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Palestina yang telah menelan lebih dari puluhan ribu korban jiwa. Secara khusus, Jokowi atas nama Indonesia mengapresiasi sikap Vatikan yang terus menyuarakan dan menyerukan perdamaian di Palestina dan mendukung two state solution karena perang tidak akan menguntungkan siapapun. Baginya, perang hanya akan memperpanjang penderitaan dan kesengsaraan masyarakat kecil.
Jokowi dengan bangga mengajak seluruh masyarakat untuk merayakan perbedaan yang ada dengan saling menerima dan memperkuat toleransi untuk mewujudkan perdamaian, untuk mewujudkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.
Adapun Paus Fransiskus akan berada di Indonesia selama 3 hari dengan sejumlah agenda, di antaranya pertemuan dengan para pelaku hidup bakti di Gereja Katedral Jakarta, dialog antar umat beragama di Masjid Istiqlal, dan Misa Akbar di Gelora Bung Karno.