Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur dengan berkolaborasi Yayasan PIKUL mengadakan Workshop Literasi Iklim dengan topik “Aksi Iklim Menjaga Bumi, Menjaga Masa Depan” pada Rabu, (29/5/2024) di Kantor DPD RI Provinsi NTT.
Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, S. Sos., M.M., menyampaikan bahwa perubahan iklim di NTT sangat berdampak pada profesi petani, seperti seroja, El Nino, dan lainnya. Meskipun cuaca saat musim hujan berkurang, petani masih tetap menggunakan sistem penyiraman baik. Oleh karena itu, informasi mengenai perubahan iklim menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko, menyatakan literasi iklim telah meningkat dalam 5 tahun terakhir, terutama di sektor pertanian, perkebunan, dan nelayan. Hal ini mengindikasikan yakni edukasi kepada masyarakat petani telah efektif. Diperlukan upaya untuk menyatukan struktur pemerintah dengan kearifan lokal dalam menghadapi perubahan iklim.
Setelah itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmattuloh Adji, SP, menekankan perubahan iklim merupakan isu mendesak yang dihadapi dunia saat ini. Berbagai dampak seperti peningkatan suhu, perubahan curah hujan, kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan banjir sudah mulai terasa.
Untuk itu, BMKG bekerjasama dengan berbagai pihak dalam kegiatan literasi perubahan iklim untuk memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat NTT.
Iklim di Nusa Tenggara Timur cenderung tropis kering dengan musim kemarau yang panjang, sekitar 8 bulan setiap tahun, dan curah hujan yang tidak merata.