Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Dalam Bulan Budaya GMIT di GMIT Pniel Manutapen, kebaktian Minggu 12 Mei 2024 menggunakan Etnis Timor yang dipimpin oleh Pdt. Marthinus Neno Nakmofa, S.Th serta semua jemaat yang mengikuti kebaktian menggunakan busana Timor dari berbagai daerah Timor.
Rangkaian kebaktian diawali dengan Natoni yang mengantarkan Pendeta menuju Altar diiringi tarian Timor Amanuban. Sebelumnya Pendeta disuguhi sirih pinang dalam okomama.
Dalam narasi singkat diceritakan bahwa Pulau Timor merupakan tanah yang kering dan tandus diakibatkan curah hujan yang tidak menentu dan kemarau sehingga Pulau Timor dikenal dengan nama “Pah Meto” yang artinya tanah kering.
Pdt. Marthinus Neno Nakmofa dalam renungan Firman Tuhan yang terbaca dari Kitab 1 Samuel 1:9-20 dengan tema “Tekun Berdoa” mengatakan, kisah Hana, seorang Wanita yang tidak memiliki anak sangat merindukan keturunan. Meskipun dicemooh oleh orang lain, ia tetap tekun dalam doa dihadapan Tuhan. Dan karena ketekunannya dalam berusaha dan berdoa, akhirnya Tuhan memberkatinya dengan seorang anak laki-laki dan diberi nama Samuel yang kemudian menjadi seorang nabi besar.
Kisah Hana dan Atoni Pah Meto menyadarkan jemaat bahwa ketekunan berdoa tidak saja menolong jemaat untuk berkomunikasi dengan Allah, tetapi juga sebagai sarana meneguhkan iman dalam menanti jawaban Tuhan.
Pdt. Marthinus Nakmofa mengajak jemaat agar belajar dari apa yang Hana lakukan yakni tekun berdoa dan tulus percaya kepada Tuhan.
Kebaktian menggunakan Liturgi Etnis Timor menggiring jemaat untuk mengenal Budaya Orang Timor dalam penyembahan kepada Tuhan. Semua lagu-lagu pujian dan litany menggunakan Bahasa Timor serta Mazmur bagi Tuhan dengan Bonet versi Mollo “Koel Neu Sa”.
Ampules Uis Neno! Ampules Uis Neno, hoi Neno tunan nok in Nesan! Ale sin le na’maika, anbi bale amnanut, so ampules In!
Pujilah Tuhan hai langit dan segala isinya; yang berdiam ditempat Maha tinggi.