Berada di pinggir jalan umum, memandang setiap orang yang lewat entah dari mana dan mau ke mana, serta sesekali mengajak orang untuk berlutut di hadapan sang empunya kehidupan, berharap segala niat, rencana dan amal bakti dapat diterima pada akhir peziarahan hidup nanti. Singkatnya, Rumah tempat menepi di tengah keramaian itu adalah gambaran singkat Paroki St. Matias Rasul Tofa. Paroki St. Matias Rasul merupakan salah satu pusat paroki yang terletak di tenggara Kota Kupang, berbatasan dengan kali Liliba sebelah Timur, Persawahan Oepoi sebeglah Barat, Jalan W. J. W. Lalamentik sebelah Utara dan Jalan Fetor Funai sebelah Selatan.
Merujuk sejarah, awal mula terbentuknya Gereja St. Matias Rasul Tofa diinisiasi oleh sembilan orang umat Katolik pada tahun 1964. Tercatat, sembilan orang itu berasal dari luar dari wilayah Kupang, namun menetap di Tofa sebagai pendatang dan sekaligus pekerja di sekitaran Tofa. Mereka adalah Lukas Lewotada, Wilhelmus Lelo, Laurentius Haki, Stanislaus Naimnule, Abraham Kuna, Tarsisius Neno Tatuin, Matias Magun, Geroda dan Petrus Wengi Kewohon. Mereka menikah dengan penduduk setempat dan menetap sebagai warga Tofa. Lebih dari itu, mereka juga membentuk suatu kelompok kecil umat Katolik yang dikoordinasi oleh Matias Magun sebagai pemimpin kelompok kecil ini. Nama Matias ini juga yang menjadi nama pelindung dari Paroki St. Matias Rasul Tofa saat ini. Pada tahun 1964, wilayah Tofa masih menjadi bagian dari Paroki Kristus Raja Bonipoi Kupang, satu-satunya paroki di Kota Kupang pada saat itu.
Pada tahun 1967, Pater John Nelissen, SVD, Pastor Paroki Kristus Raja Bonipoi mulai memberikan pelayanan dan sesekali merayakan ekaristi bersama dalam sebuah kapela kecil berukuran 6 meter kali 8 meter. Kapela ini dibangun atas dasar swadaya kelompok kecil umat Katolik itu sendiri. Dua tahun kemudian, P. John membuka paroki St. Yoseph Naikoten dan juga menyertakan kelompok kecil umat Katolik Tofa menjadi bagian di dalamnya. Sejak saat itu, umat Katolik yang tinggal dan menetap di Tofa semakin bertambah. Matias sebagai ketua kelompok kecil itu turut memimpin, memberikan pengajaran, dan melayani kebutuhan rohani umat di sekitar Tofa. Pada tahun 1973, ia menghembuskan napas terakhir. Matias dikuburkan di samping kapela Tofa dan namanya diabadikan dalam nama pelindung stasi dan paroki pada saat ini.
Pada tahun 1980, P. Herman J. Kaiser, SVD, pastor Paroki St. Yosef Naikoten mendirikan kapela permanen untuk umat di Tofa. Pembangunan kapela ini berlangsung hampir selama tujuh tahun. Hingga pada tahun 1989, pelayanan pastoral umat Katolik Tofa dialihkan dan berada di bawah naungan Paroki St. Maria Asumpta yang pada tahun itu telah dibentuk. Wilayah Tofa menjadi salah satu wilayah besar yang terdiri dari lima kelompok basis. Umat Katolik di Tofa semakin bertambah hingga pada tahun 1999 menjadi 10 kelompok basis.
Pada tahun 2000, Piter Dasanto, ketua wilayah Tofa mendirikan kapela baru yang lebih luas. Hal ini dikarenakan luas kapela lama yang tidak dapat menampung seluruh umat yang semakin bertambah di wilayah Tofa. Bagi Piter Dasanto, persiapan yang matang adalah langkah awal yang baik dalam membangun Gereja yang kokoh dan kuat. Pembangunan gereja ini melibatkan panitia khusus yang mengundang partisipasi aktif dari seluruh umat di setiap Kelompok Basis Gereja (KBG). Alhasil, pada tahun yang sama itu, Mgr. Petrus Turang meletakkan batu pertama pembangunan gereja dengan luas bangunan yang mencapai 910 M2.
Pembangunan ini memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan status gereja Tofa. Pada tahun 2004, status wilayah Tofa ditingkatkan menjadi Stasi dibawah kepemimpinan Anton Sanga yang menggantikan Piter Dasanto. Selanjutnya, pada tanggal 1 September 2008, status stasi Tofa ditingkatkan lagi menjadi Kuasi Paroki dan dilayani secara tetap oleh RD. Justinus Tjung Ponga. Kedudukan status stasi ini hanya bertahan selama 3 tahun. Pada tanggal 29 Juni 2011, Mgr. Petrus Turang memberkati gereja baru dan juga menetapkan status Kuasi Tofa menjadi Paroki St. Matias Rasul secara definitif.
Strukur kepemimpinan Paroki Tofa telah berjalan sejak ditetapkannya sebagai Paroki secara definitif. Sejak tahun 2011-2022, RD. Justinus T. Ponga menjabat sebagai pastor paroki pertama. RD. Justinus juga dibantu oleh beberapa pastor rekan; tahun 2011-2012 dibantu oleh RD. Frengky Kopong Mamu (sesudahnya dipindahkan ke Paroki Katedral Kristus Raja Kupang), tahun 2012-2013 dibantu oleh RD. Marsel Bouk, tahun 2013-2014 dibantu oleh RD. Herman Yoseph Neno Dulo Poylado, tahun 2014-2024 dibantu oleh RD. Adnan Aryanto Berkanis). Pada tahun 2022, Paroki St. Matias Rasul Tofa dipimpin oleh RP. Yohanes Puri Ujan, SVD sebagai pastor paroki yang kedua menggantikan RD. Justinus. Semasa kepemimpinannya, RP. Yohanes dibantu oleh dua orang pastor rekan yakni RD. Faris Paut (2024-sekarang) dan RP. Stery Pantas, SVD (2025-sekarang).
Stery Pantas, SVD dalam wawancara bersama Tim Radio Tirilolok mengatakan bahwa fokus misi Paroki St. Matias Rasul Tofa dalam beberapa tahun terakhir lebih merujuk kepada pelayanan umat Allah dan pastoral kehadiran di tengah program yang dilakukan oleh setiap KBG. Pelayanan umat Allah menjadi misi yang dibutuhkan pada saat ini, sebab kecenderungan manusia yang dihadapi pada masa kini adalah sikap individualistis yang terlalu tinggi. Sebab itu, kehadiran Gereja mesti menjadi pribadi yang mampu mendengarkan umat Allah dengan segala kebimbangan dan kegelisahan yang dimiliki dalam dirinya masing-masing.
Lebih lanjut, misi yang dilakukan oleh Gereja Paroki Tofa dalam beberapa tahun ke depan adalah menghidupkan semangat generasi muda Katolik yang siap membangun dan sekaligus meneruskan warisan Gereja ke depannya. Generasi muda Katolik mesti terlibat secara sungguh-sungguh dalam dunia pewartaan dengan kegiatan kolaboratif yang menghidupi nilai persekutuan dalam kehidupan bersama umat Allah.
Sekarang, Paroki St. Matias Rasul Tofa memiliki umat Allah yang berjumlah 4.662 orang. Jumlah ini diharapkan akan terus bertambah dengan melibatkan semakin banyak awam yang turut terlibat dalam segala pewartaan Sabda Allah dengan cara umat Allah masing-masing. Sebab, sejarah awal yang membentuk Paroki Tofa adalah kaum awam yang memiliki jiwa misionaris dan pelayanan sebagai misi dasar yang membangun Gereja. Semoga spirit pendiri Gereja akan semakin terlihat dalam diri generasi muda, penerus Gereja St. Matias Rasul Tofa itu sendiri.












