Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Acara Viral NTT kembali mengangkat topik “NTT dan Kemiskinan Ekstrim” yang berlangsung di Radio TIRILOLOK pada Sabtu (9/12/2023). Acara tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si yang merupakan Mantan Staf Ahli Gebenur Bidang Ekonomi & Pembangunan, dan Ir. Habde A. Dami selaku Koordinator Kebijakan Publik dan Penganggaran (Kupang Institut).
Dalam dialog interaktif, Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan ekstrim di NTT, antara lain faktor geografis, keterbatasan prasarana fasilitas, kurangnya pengetahuan, kekurangan modal, dan faktor lainnya. Patokan dari Bank Dunia menunjukkan bahwa Nusa Tenggara Timur masih memiliki tingkat kemiskinan yang mengkhawatirkan, dengan sebanyak 340.000 orang yang perlu mendapatkan bantuan untuk keluar dari kondisi tersebut. Dalam nominal rupiah, diperlukan dana sebesar Rp. 360.000 per bulan. Terkadang, orang yang memiliki sumber daya ekonomi yang cukup masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan pokok. Oleh karena itu, tantangan utamanya adalah bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya tersebut.
Sementara itu, Ir. Habde A. Dami mengatakan bantuan sosial yang diberikan hanya bersifat sementara dan belum dapat menyelesaikan masalah kemiskinan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan dalam mengatasi kemiskinan ekstrim harus mencakup sistem keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Sayangnya, aspek ini sering terabaikan dalam program bantuan sosial yang lebih fokus pada penyelesaian masalah secara langsung tanpa melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memberikan program-program tersebut kepada seluruh keluarga yang membutuhkannya.
Ir. Habde A. Dami menambahkan pendekatan struktural dan fungsional harus digabungkan dalam mengatasi kemiskinan ekstrim, dengan melibatkan gereja dan LSM sebagai mitra dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui kerja sama.
Data menunjukkan bahwa NTT merupakan provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi ketiga di Indonesia, dengan persentase penduduk miskin sebesar 19,96% pada Maret 2023. Angka ini mengalami penurunan dari 20,23% pada September 2022. Jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2023 mencapai 1.141.110 jiwa.