Pj. Wali Kota Kupang Buka Kegiatan Diseminasi Informasi TBC, Dorong Kolaborasi untuk Penanggulangan Penyakit

Kegiatan Diseminasi Informasi Tuberkulosis dengan Tokoh Masyarakat Tingkat Kota Kupang.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd., membuka kegiatan Diseminasi Informasi Tuberkulosis (TBC) dengan Tokoh Masyarakat Tingkat Kota Kupang, yang diadakan di Hotel Sotis pada Senin (20/1/2025). Hadir pada kegiatan ini, Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan NTB, Yudistira Yewangoe, Ketua dan Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi NTT, Para Camat dan Lurah se-Kota Kupang, Para Kepala Puskesmas, Tenaga Medis, serta tokoh masyarakat Acara ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penyebaran dan penanggulangan penyakit TBC yang masih menjadi tantangan kesehatan di Kota Kupang.

Dalam sambutannya, Pj. Wali Kota mengungkapkan betapa pentingnya kolaborasi antara Pemerintah Kota Kupang, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, serta organisasi internasional seperti UNICEF untuk bersama-sama menanggulangi penyebaran TBC. Ia menjelaskan bahwa penyakit TBC tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga berhubungan erat dengan isu kemiskinan dan stunting yang masih tinggi di beberapa kecamatan di Kota Kupang.

“Penyebaran TBC di Kota Kupang tersebar di enam kecamatan dan 51 kelurahan, dengan angka yang cukup tinggi terutama di kecamatan Maulafa dan Oebobo. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan TBC harus melibatkan banyak pihak, termasuk tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat,” ujar Pj. Wali Kota dalam sambutannya.

Pj. Wali Kota juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk memperoleh data yang lebih akurat terkait kasus TBC, terutama pada anak-anak yang bersekolah. Melalui kerjasama ini, diharapkan dapat lebih mudah mendeteksi dan mengatasi penyebaran TBC yang terjadi di kalangan anak-anak, yang mungkin terjangkit melalui orang tua atau lingkungan sekitar.

Ia berharap kerjasama yang solid dalam mengantisipasi penyebaran TBC, terutama karena Kota Kupang dikenal sebagai kota jasa. “Kota ini harus memberikan kenyamanan bagi warganya dan para pengunjung. Jika penyakit seperti TBC tidak ditangani dengan baik, maka akan sangat berdampak pada kenyamanan dan perekonomian kota kita. Hotel-hotel dan restoran akan terpengaruh, bahkan mungkin tutup jika tidak ada penanganan yang tepat,” tambahnya.

Linus Lusi mengajak seluruh pihak terkait untuk tidak hanya mengadakan seminar dari meja ke meja, namun untuk lebih fokus pada aksi nyata. “Masyarakat membutuhkan informasi yang praktis dan langsung diterapkan. Jadi, kita harus melakukan riset yang lebih mendalam, membaca jurnal internasional, dan merancang rencana aksi yang berdasarkan fakta dan bukti yang ada,” tambahnya.

Lebih lanjut Pj. Wali Kota memberi apresiasi kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan UNICEF yang telah berkolaborasi membantu Pemerintah Kota Kupang dalam mengatasi berbagai penyakit, terutama dalam upaya penanggulangan TBC. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada IBI dan UNICEF atas kontribusinya dalam membantu pemerintah Kota Kupang dalam mengatasi masalah kesehatan yang krusial ini, serta dalam mendukung kami dalam diskusi yang sangat penting ini,” ungkapnya.

Harapannya, melalui kegiatan ini, seluruh masyarakat, terutama tokoh masyarakat, dapat lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada warga mengenai pentingnya pencegahan dan pengobatan TBC. Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Kupang, dengan dukungan dari UNICEF, berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kesehatan serta memastikan bahwa penyakit ini dapat segera tertanggulangi dengan baik.

“Ini adalah tantangan kita bersama. Kami berharap kerja sama yang baik antara Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan seluruh masyarakat dapat memberikan hasil yang maksimal dalam penanggulangan TBC. Saya juga berharap Wali Kota yang terpilih nantinya akan terus melanjutkan komitmen ini,” kata Pj. Wali Kota.

Kepala Kantor UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Yudistira Yewangoe, menegaskan bahwa TBC merupakan masalah serius yang tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Indonesia berada di peringkat kedua tertinggi dunia untuk kasus TBC, dan Kota Kupang juga mencatatkan angka yang tinggi. Yewangoe mengingatkan bahwa anak-anak, terutama yang kurang gizi atau yang hidup bersama penderita TBC, sangat rentan terhadap penyakit ini.

UNICEF mendukung berbagai program pengendalian TBC, termasuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kupang, seperti kampanye edukasi, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, dan penyaringan TBC di sekolah-sekolah. Guru-guru juga dilibatkan untuk mengenali gejala TBC pada anak-anak dan membantu dalam deteksi dini. Yewangoe mengapresiasi kolaborasi antara sektor kesehatan dan pendidikan, yang menurutnya merupakan langkah penting dalam mengatasi TBC.

Lebih lanjut, Yewangoe menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam mengedukasi lingkungan sekitar tentang bahaya TBC dan pentingnya deteksi dini. Ia juga mengingatkan untuk menghilangkan stigma terhadap penderita TBC, karena pengobatan yang cepat dan tepat bisa mencegah penyebaran lebih lanjut. UNICEF berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi kasus TBC pada anak-anak, dan memastikan generasi penerus di Kota Kupang tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan aman.