Roti Hidup: Panggilan untuk Bertobat dan Berpaling dari Keras Hati (Yohanes 6: 30-35)

Yesus tidak hanya memberi roti untuk kebutuhan jasmani belaka, tetapi juga roti untuk memuaskan dahaga jiwa.

Barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”

Di tepi Danau Galilea, dalam perjumpaan-Nya dengan para murid dan orang banyak, Yesus tidak hanya memberi roti untuk kebutuhan jasmani belaka, tetapi juga roti untuk memuaskan dahaga jiwa. Dalam setiap sabda yang keluar dari diri-Nya, terdapat undangan untuk bertobat, untuk mengubah hati yang keras menjadi lembut, hati yang tak peduli menjadi peduli dan menerima kebenaran-Nya.

Seperti roti yang memberi kehidupan bagi tubuh, Yesus adalah Roti Hidup yang memberi kehidupan bagi jiwa. Yesus berkata, Akulah Roti Hidup. Barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Namun, untuk merasakan kehidupan yang sejati, kita haruslah bertobat dari jalan-jalan kita yang salah dan keras hati yang menghalangi kita untuk menerima cinta-Nya yang lembut.

Yesus tidak hanya mengajak kita untuk bertobat, tetapi juga untuk berpaling dari manusia lama yang terikat pada dosa dan kegelapan. Dia mengundang kita untuk meninggalkan kebiasaan lama yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya dan berani merangkul manusia baru yang tercipta dalam kasih dan kebenaran Tuhan.

Dengan berjalan bersama-Nya, kita menemukan transformasi yang membawa kesegaran dan kehidupan yang baru dalam setiap langkah kita. Panggilan untuk bertobat adalah panggilan untuk memperbarui hubungan kita dengan Allah dan sesama. Kita diajak untuk meninggalkan egoisme dan melayani dengan kasih, untuk memaafkan dan diperdamaikan, untuk hidup dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Sabda ilahi-Nya.

Marilah kita mengikuti jejak para murid yang dengan penuh keyakinan berkata, “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Karena hanya di dalam Yesus, Roti Hidup, kita akan menemukan kepuasan sejati bagi jiwa kita yang haus akan kasih dan kebenaran-Nya.

Penulis: P. Dismas Longginus Mauk, SVDEditor: Anastasia Bunga Kedang