Dicson Targetkan 60 Persen Warga Kota Kupang Terlayani Air Bersih

Produksi air minum dalam kemasan jadi andalan pendapatan perumda.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Proses seleksi Direktur Perumda Air Minum Kota Kupang telah memasuki tahapan presentasi makalah para calon di hadapan panitia seleksi (Pansel). Proses ini merupakan bagian dari mekanisme seleksi yang dimulai sejak awal September 2025 melalui pembentukan Pansel dan pembukaan pendaftaran calon direktur baru.

Pada Rabu (24/9/2025), di Kantor Wali Kota Kupang, salah satu calon direktur, Dicson Caverius Haba, S.Pt, dalam wawancara usai presentasi menjelaskan bahwa seluruh pemaparan yang disampaikannya didasarkan pada data dan analisis bisnis yang konkret.

“Seluruh materi saya berbasis angka. Saya paham betul kondisi Perumda saat ini dalam keadaan merugi,” ujarnya.

Dicson menyebut bahwa saat ini total aset perusahaan sekitar Rp40 miliar, namun dari jumlah tersebut hanya Rp25 miliar yang bisa dihitung sebagai aset bersih karena Rp15 miliar lainnya adalah piutang atau tagihan yang belum tertagih. Dari aset bersih itu, sekitar Rp24 miliar adalah aset fisik, dan hanya sekitar Rp1 miliar yang berupa kas.

“Sementara pengeluaran operasional per bulan sebesar Rp1,3 miliar. Artinya Perumda terus merugi setiap bulan selama lebih dari dua tahun terakhir,”ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, ia memaparkan sejumlah strategi, antara lain penambahan sambungan baru sebanyak 4.000 unit dengan potensi pendapatan sekitar Rp550 juta, serta peningkatan penagihan rutin hingga Rp1,3 miliar. Selain itu, Dicson juga mengusulkan produksi air minum dalam kemasan sebagai sumber pendapatan baru.

“Kita punya instalasi IPA-UF yang sudah layak konsumsi langsung. Kalau dijadikan air minum dalam kemasan, dalam sehari kita bisa produksi 56.000 dus. Potensi keuntungannya bisa mencapai Rp200 juta lebih per bulan,”ujarnya.

Ia menghitung total pendapatan dari strategi tersebut bisa mencapai Rp2 miliar lebih per bulan. Setelah dikurangi pengeluaran, potensi laba bersih per bulan mencapai Rp770 juta hingga Rp1 miliar, atau sekitar Rp8 miliar dalam setahun.

“Kalau keuntungan Rp8 miliar per tahun, saya rasa menyumbang PAD Rp1 miliar itu sangat realistis dan bukan hal besar,”ujarnya.

Dicson juga mengatakan bahwa jika terpilih menjadi direktur, ia tidak akan meminta penyertaan modal secara terus-menerus dari pemerintah daerah.

“Saya hanya minta satu kali saja, sekitar Rp5 miliar. Setelah itu, Perumda bisa jalan sendiri dan bahkan bisa menyetor PAD secara rutin,”ujarnya.

Dalam aspek pelayanan, ia menawarkan sistem pembiayaan sambungan rumah yang lebih fleksibel melalui kerja sama dengan koperasi, bank, maupun sistem cicilan bersama tagihan air.

“Tidak semua orang mampu bayar Rp1,6 juta sekaligus untuk sambungan baru. Jadi kita tawarkan sistem pembayaran yang digabung dengan tagihan air tiap bulan,” ujarnya.

Terkait sumber air baku, ia mengatakan bahwa saat ini masih ada empat sumber utama yang dapat dioptimalkan, yakni SPAM Kali Dendeng (150 liter/detik), mata air di UKAW Kupang (20 liter/detik), Bendungan Manikin (150 liter/detik), dan Bendungan Tilong (300 liter/detik).

“Kalau keempat sumber ini dimanfaatkan maksimal, maka sekitar 60 persen kebutuhan air masyarakat bisa kita penuhi,”ujarnya.