Ibu Emeliana Bureni dan beberapa koleganya saat sosialisasi HIV di Posyandu beberapa Waktu lalu
TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Liliba, PN ? Setelah 10 Organisasi Warga Peduli AIDS ? WPA dibentuk pada tahun 2914 silam olelh Komisi Penanggulangan AIDS Daerah ? KPAD Kota Kupang para pengurusnya diberi keleluasaan untuk menjalankan tugasnya. Ada yang memilih mengundang masyarakat datang ke Kelurahan, ada yang mendatangi para Ketua RT meminta ? Tangannya ? untuk mengumpulkan warga lalu Pengurus WPA menyampaikan Informasi tentang HIV, ada juga menggunakan media Posyandu. Cara ini yang dimanfaatkan oleh WPA Kelurahan Liliba.
? Setiap bulan sosialisasi di Posyandu. itu pada tahun lalu. Tahun ini sejak januari kami merasa bahwa HIV ini banyak yang menderita, banyak juga yang belum tahu sehingga sejak Januari sampai bulan ini (Maret 2015)kita masih sosialisasi buat pengunjung posyandu sehingga mereka mau melakukan VCT pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui statusnya?, ujar Emelia Bureni Ketua Seksi Kesehatan WPA Kelurahan Liliba Pekan silam.
Menurut dai, antusiasme warga sangat tinggi karena mereka merasa pemeriksaan darah penting, apalagi ada penjelasan bahwa bayi juga sudah terinfeksi, lalu informasi bahwa orang yang terinveksi Virus HIV tidak harus mati tetapi masih ada harapan bisa bertahan hidup lebih lama ada kesempatan berkeluarga, mengurus rumah tangga dan memiliki anak.
? Selama ini orang beranggapan kalau sudah HIV berarti harus mati ternyatakan tidak dengan modal kami sudah mendapat pelatihan dari KPA KOTA KUPANG kami memiliki pengetahuan bahwa HIV itu tidak harus mati. Ada jalan keluar apabila cepat diketahui. HIV tidak bisa diketahui dengan mata telanjang kadang kita lihat orang ini kurus kita anggap dia HIV ternyata mungkin dia sakit lain hanya melalui VCT kita bisa mengetahui apakah virus HIV atau bukan. Kami sudah melakukan VCT Januari satu kali di Posyandu ? Melati 6?, bulan lalu di Posyandu ? Melati 1?, urainya.
Ia menambahkan, di Kelurahan Liliba terdapat 6 Posyandu dan sudah semuanya mendapat sosialisasi HIV dan kami sedang mengajak masyarakat untuk VCT sekaligus. ? Tetapi karena dari KPA kesulitan tenaga untuk melakukan VCT jadi kami sudah menghubungi KPA untuk diadakan setiap bulan satu posyandu. Bulan ini akan diadakan di posyandu ? Melati 2 ?, karna beberapa waktu yang lalu ada warganya yang dicurigai mengidap HIV, tetapi ternyata setelah diperiksa tidak?, katanya.
Posyandu kata dia, menjadi sasaran sosialisasi karena yang datang posyandu bukan hanya ibu-ibu saja tetapi ada anak muda,opa-oma yang mengantar cucu. ? orang tua mungkin sibuk ke kantor sehingga saudaranya mengantar anak-anak ke posyandu. Kami rasa bahwa Posyandu wadah yang paling tepat karna dia lebih dekat dengan masyarakat. Kalau kita sosialisasi di RT mungkin agak kurang karena orang banyak kesibukan?, ucapnya.
Ia menjelaskan, data angka kasus HIV dan AIDS ternyata Ibu Rumah Tangga menunjukkan trens yang meningkat sedagkan PSK jumlahnya sedikit ini dikarenakan mereka sudah tau penggunaan kondom tetapi Ibu Rumah Tangga belum, sehingga jumlahnya lebih besar.
WPA yang diketuai Apolonius Nurak itu memiliki cara sendiri untuk memancing masyarakat mendengarkan Sosialisasi tentag HIV dengan menyiapkan hadiah-hadiah kecil.
? Kami buat semacam door prize begitu berupa sabun mandi, gelas. Satu pertanyaan dijawab dengan benar dapat hadiah dan itu orang merasa senang. Itu cara kami supaya mereka lebih sungguh dan dengan adanya itu supaya dia pulang bisa sampaikan lagi kepada keluarganya di rumh. Cara itu kami rasa cukup menarik. Rencana kami akan adakan cara yang lain?, katanya.
Lantas Biayanya ? ? Biaya kami dapat dari swadaya sendiri sekitar Rp. 100. 000 – 150.000. Tuhan sudah memberi banyak berkat kita beri sedikit untuk org lain. Kami tidak pikirkan biaya itu kami dapat dari mana kami atur sendiri?, ujar dia penuh optimis.
Ketika Informasi dari Sekretaris KPAD Kota Kupang bahwa Organisasi Wpa Kelurahan liliba merupakan yang terbaik saat ini dan akan diberangkat ke Jakarta untuk menjadi nara sumber Emelia Bureni mengatakan, ? Kami tidak tau bagaimana cara penilaiannya tapi kegiatan kami membantu banyak orang, Penyakit ini paling ditakuti dan lewat sosialisasi dari KPA kami tau dan kami lakukan bersama org lain memerangi itu, bahwa penilaian itu kami dirasa mampu kami siap?.
Mengenai penggunaan Kondom untuk menangkal virus HIV dalam setiap hubungan tidak aman Emelia mengatakan, dirinya selalu mendorong masyarakat terutama mereka yang terpaksa melakukan hubungan seks bukan dengan pasangannya agar tidak membawa pulang virus ke rumah dan itu dimulai dari dalam rumah.
? Di dalam keluarga saya sering terapkan itu ada kalanya saya omong orang tertawa. Ada yng bilang ibu ini gila. Saya selalu bilng suamin saya itu setia dengan saya tapi hanya 75 persen karena kalo di rumah dia bilng dia setia tapi kalo diluar daerah kita itadk tau. Urusan dosa itu dengan Tuhan. Keinginan seks setiap org berbeda walaupun dia takut Tuhan tapi dalam keadaan tertentu dia harus seks lebih baik saya bekali dia dengan kondom. Org mungkin percaya atau tidak tetapi itu yang saya lakukan. Karena saya juga mau sehat tidak mau tertular(HIV)?, urainya panjang lebar.
Ketika diminta komentarnya tenbtang WPA lain yang tidak berjalan maximal ia mengatakan, ? mungkin orang berpikir uang. Menurut Saya biaya tidak menjadi masalah yang penting kita mau dulu, karena orang mau dengar sosialisai tanpa minum di posyandu pasti dia mau yang penting kita mau dulu?.
Ia menambahkan, tidak semua orang tau tentang HIV bahkan yang berpendidikan tinggi sekalipun. Mengenai dirinya yang tidak memiliki Pendidikan yang tinggi Bureni berkomentar meski begitu saya mampu menyampaikan informasi yang benar tentang Virus itu karena sudah dibekali lewat pelatihan dari KPA.
? Yang sekolah tinggi mungkin tidak tau virus HIV atau mnggkin dia tau tapi hanya sepintas. Jadi wpa yang ada jangan pesimis kita punya kewajiban untuk menyelamatkan rumah tangga dan generasi muda kita dari ancaman virus HIV. Jjadi tidak usah pikir dana. Manfaatkan posyandu seefektif mungkin.
Menurut dia, Setiap posyandu ada meja satu dua, tiga, empat dan lima. Pada meja 4 meja penyuluhan jadi kita manfaatkan itu untuk sosialisasi Apa saja. Dan kita kerjasama juga dengan TP PKK kelurahan.
? ibu Ketua selalu bersama dengan kita diPosyandu?, ujarnya.
Ia berharap, masyarakat yang telah mendengar sosialisasi Dan VCT kembali ke rumah bisa melanjutkan informasi kepada anggota keluarga atau tetangga lain, saudara fmili. ? Kepada yang belum pernah mendengar dan mengetahui bahaya virus ini diharapkan mencari tau melalui WPA di kelurahan karena HIV sudah ada dalam rumah dan kalo ada gejala segera lakukan pemeriksaan?, pungkasnya. (ipin)