Betesda: Rumah Kemurahan di Tengah Keterbatasan ( Yohanes 5: 1-16)

Injil Yohanes 5:1-16 membawa kita ke tempat yang disebut Betesda, yang artinya "rumah kemurahan" atau "rumah anugerah."

Betesda: Rumah Kemurahan di Tengah Keterbatasan

Kisah luar biasa di Injil Yohanes 5:1-16 membawa kita ke tempat yang disebut Betesda, yang artinya “rumah kemurahan” atau “rumah anugerah.” Di tempat ini, Yesus menyatakan kemurahan-Nya kepada seseorang yang telah menderita sakit selama 38 tahun. Betesda bukan hanya sekadar nama tempat, tetapi mencerminkan harapan dan keberlimpahan anugerah yang dapat ditemukan di rumah Tuhan.

Dalam momen ilahi ini, Yesus memerintahkan pria yang menderita selama bertahun-tahun untuk bangun, mengangkat tilamnya, dan berjalan. Bisa dibayangkan bahwa untuk pertama kali berjalan seperti orang lain sesudah 38 tahun terbaring di atas tempat tidur. Berdiri dan berjalan dengan bebas tanpa beban adalah suatu pengalaman baru dalam hidupnya. Perintah Yesus kepada pria itu mencerminkan kekuatan penyembuhan dan mujizat yang terjadi ketika kita mengalami dan menerima kemurahan Tuhan.

Betesda: “Rumah Kemurahan di Tengah Keterbatasan” mengajak kita untuk merenung tentang keberadaan Betesda dalam hidup kita sendiri. Meskipun kita mungkin mengalami keterbatasan dan kesulitan, rumah kemurahan Tuhan selalu terbuka bagi kita. Di sinilah kita dapat menemukan anugerah-Nya yang melampaui segala keterbatasan, menyembuhkan luka-luka kita, menghapus segala air mata kita.

Renungan hari ini mengajak kita untuk menjadikan Betesda yang adalah rumah kemurahan sebagai tempat harapan dan penyembuhan. Yesus tidak hanya menyembuhkan secara fisik, tetapi juga menyembuhkan kita secara rohani agar bisa mengalami Betesda Tuhan, yang adalah rumah kemurahan Tuhan. Di sana kita akan mengalami kehidupan yang baru dan kemurahan yang melimpah. Si pria terbaring Betesda di Yerusalem, setelah mengalami penyembuhan fisik dan rohani ketika Yesus berkata kepadanya, “Janganlah berbuat dosa lagi”. Yesus membebaskan si pria dari belunggu fisik dan rohani dan kini dia masuk ke dalam rumah kemurah Tuhan.

Mari kita membawa setiap keterbatasan kita ke dalam rumah kemurahan-Nya, percaya bahwa di sana kita akan menemukan kehidupan yang berlimpah dan keajaiban penyembuhan yang hanya mungkin dari tangan-Nya.