Dalam Injil Markus 1: 29-39, kita menemukan kehidupan yang Yesus riil dan penuh keseimbangan. Dikatakan bahwa pada pagi yang masih diselimuti kegelapan Yesus menyingkir ke tempat yang terpencil dan sunyi untuk bedoa. Dalam momen sunyi dan tenang itu, Yesus mengajarkan kepada kita tentang kekuatan doa sebagai fondasi bagi relasi yang mendalam dengan Allah Bapa. Ia menyadari bahwa sebuah karya besar harus dibangun atas dasar yang kuat yaitu Tuhan sendiri.
Kisah Injil hari ini, mengingatkan kita bahwa hidup Ini bukan hanya tentang memberi, tetapi juga menerima kekuatan dan arah hidup dari sumber yang lebih tinggi.
Dalam doa Yesus, kita menemukan kunci untuk membangun karya yang besar. Doa tidak hanya menjadi ritual, melainkan fondasi tempat ide-ide ilahi dan kebijaksanaan surgawi diundang ke dalam hidup kita. Yesus mengajarkan bahwa relasi yang tak terpisahkan antara doa dan karya membentuk fondasi bagi kehidupan yang bermakna.
Kata-kata klasik “Ora et Labora” (doa dan bekerja) menjadi mantra spiritual yang tak lekang oleh waktu. Yesus, dengan teladanNya, mengajak kita untuk memadukan kedua unsur ini secara harmonis. Pagi-pagi, dalam doa dan refleksi, kita meresapi kehadiran Tuhan; kemudian, dengan semangat yang baru, kita menjalani karya sehari-hari.
Kisah ini mencerminkan realitas hidup kita yang serba cepat dan sibuk. Di tengah hiruk-pikuk aktivitas, Yesus mengajak kita untuk menemukan oase ketenangan di pagi hari dan kehadiran-Nya di sela-sela aktivitas selanjutnya dalam seluruh hari hidup kita.
Semoga dalam ritme kehidupan kita, doa dan karya menjadi dua sisi yang terpadu dan tak terpisahkan ibarat sebuah mata koin yang mempunyai dua sisi yang saling membutuhan. Yang satu tidak mungkin ada tanpa yang lain. Kedua sisi itu ada untuk saling menyempurnakan. Doa memberikan kearifan dan kekuatan, sementara karya adalah wujud nyata dari iman yang hidup. Seperti kata Santo Yakobus bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Tidakkan kita yang baik dan benar merupakan bukti nyata dari iman yang kuat akan Allah. Dengan merangkul keduanya, kita menggenggam harmoni spiritual yang memampukan kita untuk menjalani setiap hari dengan penuh kasih dan amal.