Gelar Seminar Nasional, Prodi Ilmu Pemerintahan UNWIRA Soroti Masalah Lingkungan Hidup

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang menggelar seminar nasional bertema "Membedah Politik Ekologi di Nusa Tenggara Timur"

Peserta Seminar Nasional bertema "Politik dan Ekologi" yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Pemerintahan UNWIRA bekerja sama dengan WALHI NTT

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang menggelar seminar nasional bertema “Membedah Politik Ekologi di Nusa Tenggara Timur” pada Minggu (12/5). Bertempat di Aula St. Hendrikus Kampus Penfui, seminar tersebut merupakan kolaborasi antara Program Studi Ilmu Pemerintahan UNWIRA dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTT.

Adapun sejumlah pembicara yang manjadi pemantik diskusi, yakni Yuvensius S. Nonga yang merupakan Deputi WALHI NTT, Analis Sosial dan Politik Edu Lemanto, dan Akademisi FISIP UNWIRA, Didimus Dedi Dhosa. Sementara keynote speaker yang dihadirkan ialah Rocky Gerung, seorang akademisi dan pengamat politik yang sudah banyak berkiprah di kancah nasional.

Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, Eusabius Separera Niron, S.IP, M.IP dalam sambutannya menyebut bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini tengah dikepung berbagai persoalan lingkungan hidup, mulai dari perampasan lahan, ahli fungsi kawasan, kriminalisasi terhadap para pegiat lingkungan hidup dan pegiat HAM. Kondisi tersebut berdampak pada meningkatnya kerentanan wilayah dan juga kerentanan pada masyarakat atau kelompok rentan.

Ia juga menambahkan bahwa pertambangan, proyek strategis nasional dan kebijakan sektor energi seperti geothermal merupakan contoh nyata dari kebijakan pemerintah yang berpihak pada kepentingan kelas kapitalis, sembari meminggirkan hak, akses, dan kontrol warga terhadap ruang hidup dan penghidupan.

Lebih lanjut, alumnus Universitas Airlangga itu memaparkan sejumlah proyek strategis yang ditengarai menghacurkan ekologis dan keselamatan warga di Nusa Tenggara Timur, antara lain Proyek Pariwisata Premium di kawasan Taman Nasional Komodo yang bakal merelokasikan warga di Pulau Komodo dan memberikan peluang bagi investor untuk melakukan konsesi lahan yang merupakan ruang ekosistem komodo itu sendiri dan Proyek Perkebunan Monokultural yaitu proyek perkebunan tebu dan parik gula PT MSM yang telah mengakibatkan terampasnya hak masyarakat adat atas tanah ulayatny.

Di akhir sambutannya, ia mengapresiasi para pemantik dan pembicara yang berkenan menghadirkan diri, khususnya kedua tokoh nasional, Edu Lemanto dan Rocky Gerung. Seminar nasional itu dihadiri ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi, komunitas, pegiat lingkungan hidup, seniman, akademisi, praktisi dan lain-lain.