Dalam injil hari ini, kita mendengarkan kisah tentang Yesus yang ditolak oleh orang-orang di tempat asal-Nya. Yesus mewartakan kebenaran yang sangat penting, tetapi pewartaan itu tidak diterima dengan baik. Dia mendapatkan reaksi yang sangat berbeda dari orang-orang di kotanya. Mereka tidak hanya menolak pesan-Nya, tetapi bahkan berusaha mengusir-Nya dari kota dan melemparkan-Nya dari tebing gunung tempat kota itu berdiri. Tindakan ini menunjukkan betapa beratnya penolakan yang dihadapi Yesus dalam usaha-Nya untuk membawa kebenaran kepada mereka.
Kisah penolakan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa dalam mewartakan kebenaran atau melakukan tindakan baik, kita tidak selalu mendapatkan tanggapan yang positif dari orang-orang di sekitar kita. Penerimaan dan penolakan adalah bagian tak terpisah dari perjalanan hidup manusia. Kisah ini memberikan suatu pelajaran yang sangat berharga kepada kita, bahwasannya tidak peduli seberapa baik niat dan tindakan kita, selalu ada kemungkinan bahwa orang lain akan menolak atau bahkan melawan kita.
Yesus tidak gentar menghadapi penolakan dari orang-orang di tempat asalnya. Meskipun Dia ditolak, Dia tetap teguh pada pendirian-Nya untuk menyampaikan kebenaran, sekalipun itu membahayakan keberadaanNya. Yesus memberikan teladan keteguhan dan komitmen yang utuh kepada kita. Dia menunjukkan bahwa komitmen terhadap kebenaran lebih penting daripada penerimaan atau popularitas.
Penolakan memang menjadi suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari dalam hidup. Namun, kita juga harus ingat bahwa masih ada banyak orang yang akan selalu mendukung dan menghargai setiap tindakan baik yang kita lakukan. Penolakan tidak seharusnya melemahkan semangat kita, melainkan mendorong kita untuk terus berjuang demi kebenaran dan kebaikan. Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi palsu dan kasus penipuan, kita diundang untuk menjadi agen pewarta kebenaran, bukanya menjadi sumber penyebar kebohongan.
Mari kita jadikan sikap Yesus sebagai inspirasi dalam perjuangan kita untuk mewartakan kebenaran. Berani berdiri teguh dalam kebenaran, meskipun ditolak dan menghadapi kesulitan, adalah bentuk nyata dari komitmen kita untuk mewujudkan kebaikan bersama. Kita harus berjuang meneladani keberanian Yesus dalam menghadapi penolakan dan terus menyebarkan kebenaran di tengah dunia yang penuh dengan tantangan.