Dua murid Yesus telah membahas peristiwa-peristiwa minggu sebelumnya sewaktu mereka menempuh perjalanan tujuh mil dari Yerusalem ke Emaus. Sebelumnya Mereka berharap bahwa Yesus adalah satu-satunya yang akan menebus Israel—tetapi kemudian Dia dibunuh.
Dan tiga hari kemudian, ada desas-desus tentang Kebangkitan-Nya, dan berita ini makin membingungkan Kedua murid itu. Ketika mereka sedang dalam perjalanan, Yesus menampakkan diri kepada mereka, tetapi mereka tidak mengenali identitas Yesus pada awalnya. Yesus mendengarkan mereka dan menyatakan kesedihan karena kurangnya pemahaman Mereka. Maka Yesus menjelaskan kepada mereka ajaran Musa dan para nabi; bahwa Mesias perlu menderita, mati dan bangkit pada hari ketiga.
Ketika Yesus berbicara, Kedua murid ini mulai mengerti, dan hati mereka berkobar-kobar di dalam diri mereka. Akhirnya, dalam pemecahan Roti, mata mereka terbuka untuk melihat bahwa Yesus yang sudah bangkit sedang bersama mereka.
Mengapa Yesus menyembunyikan kehadiran-Nya yang bangkit dari para murid ini? Tampaknya Dia melakukannya karena mereka tidak memiliki iman. Mereka berkata, “… kami berharap bahwa dialah yang akan menebus Israel.” Bisa jadi peristiwa Penyaliban Yesus terlalu berat untuk mereka mengerti. Mereka tidak dapat memahami mengapa Penebus harus menderita seperti Yesus, sehingga mereka mulai ragu.
Terlalu sering, kita seperti murid-murid ini, bingung tentang masalah iman dan bergumul terlalu lama dalam keraguan. Untuk alasan itu, kita perlu melihat diri kita dalam pribadi kedua murid ini pada saat mereka berjalan menuju Emaus.
Yesus menawarkan kepada murid-murid ini karunia belas kasihan yang luar biasa dengan membantu mereka memahami tindakan penyelamatan-Nya. Yesus menjelaskan kepada mereka semua yang diajarkan dalam Kitab Suci tentang Dia. Dan ketika murid-murid ini mendengarkan Yesus berbicara, mereka perlahan-lahan menjadi percaya.
Kita, juga, perlu memberi ruang dan pendengaran kita kepada Yesus untuk mengajar kita tentang kuasa transformasi dari kematian dan Kebangkitan-Nya. Kita harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan membiarkan hati kita berkobar-kobar saat kita mendengarkan Firman-Nya yang kudus.
Hanya dengan cara ini kita akan sampai pada tingkat iman yang kita butuhkan untuk memahami dan menerima kuasa transformasi dari Misteri Paskah dengan lebih penuh.
Dalam Injil hari ini, kedua murid membutuhkan waktu dan penerangan ilahi untuk merenungkan Sabda Tuhan sehingga mereka dapat memahami, percaya, dan terbuka mata dan hati. Setiap kita pun membutuhkan kasih karunia yang sama ini.
Setiap kita perlu menghabiskan waktu bersama Tuhan, tenggelam dalam Firman-Nya, mendengarkan Sabda-Nya, sehingga kita akan menjadi lebih beriman kepada Kebangkitan Tuhan. Izinkan berita tentang kematian dan kebangkitan Yesus membara di dalam diri kita sehingga kita juga akan menjadi percaya.