Panen Kegiatan P5 Siswa SMP 5 Kupang Jualan Sayur

Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diadakan oleh siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 5 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diadakan oleh siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 5 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada senin (4/12/2023)

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL –Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diadakan oleh siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 5 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini memiliki tema pembuatan pupuk kompos dan menanam beberapa jenis sayur sebagai bentuk refleksi terhadap gaya hidup berkelanjutan pada senin (4/12/2023).

Guru pendamping, Fransiskus Herusandy, mengatakan bahwa hasil panen sayur hari ini merupakan kegiatan program P5 diluar jam pelajaran. Program ini bertujuan untuk menguatkan keterampilan hidup siswa dan mengembangkan profil pelajar pancasila (beriman & bertakwa, bernalar kritis, berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, serta berkhebinekaan global). Fokus tema kegiatan ini adalah pembuatan pupuk kompos dan menanam sayur jenis bayam dan kangkung di sekolah. Program ini dilaksanakan oleh semua siswa kelas VII sebanyak 11 rombel, dan hasil panen perdana hari ini akan dijual untuk mendukung program P5.

Yuri Ballu sebagai Wali kelas VII C SMP Negeri 5 Kupang,menyampaikan kebanggaannya kepada para siswa karena keberhasilan mereka dalam Program P5 sejak Oktober-November 2023. Yuri telah mendampingi program ini sejak Oktober dan hari ini bisa merasakan hasil panen mereka. Ia mengapresiasi semangat dan ketekunan para peserta didik dalam program ini.

Alin dan Aleksa, dua siswi kelas VII, juga menyampaikan kegembiraan mereka atas kesempatan belajar membuat pupuk kompos dan menanam sayur melalui Program P5 di sekolah. Mereka berencana untuk menerapkan apa yang mereka pelajari di rumah nantinya.

Koordinator pengawas sekolah Kota Kupang, Jhoni Rihi, menjelaskan bahwa melalui kegiatan P5 ini, diharapkan siswa memiliki dimensi bernalar kritis melalui cara menanam yang baik dan benar, dimensi mandiri melalui ketrampilan yang diperoleh untuk berwirausaha, dimensi gotong royong melalui kerja sama dalam menanam dan memberi pupuk sayuran, serta dimensi berkebinekaan global melalui saling menghormati dan menghargai perbedaan individu saat bekerjasam