Penyaliban Yesus Tanda Cinta Tanpa Batas

Sengsara Yesus di Kayu Salib adalah suatu pengorbanan dan tanda cinta tanpa batas Juruslamat bagi manusia berdosa.

Para pemuda jemaat GMIT Maranatha Teunbaun Klasis Amarasi Barat, memaknai sengsara Yesus dalam pementasan drama.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Sengsara Yesus di Kayu Salib adalah suatu pengorbanan dan tanda cinta tanpa batas Juruslamat bagi manusia berdosa. Para pemuda jemaat GMIT Maranatha Teunbaun Klasis Amarasi Barat, memaknai sengsara Yesus dalam pementasan drama “Bunga Rampai Untuk Yesus” pada hari Sabtu, 30 Maret 2024 dihalaman Gedung Gereja Maranatha Teunbaun.

Mengawali rangkaian drama tersebut, para pemeran Bersama jemaat melakukan prosesi Jalan Salib dengan memegang obor dan salib. Setelah prosesi Jalan Salib, dilanjutkan dengan prosesi penyaliban Yesus dan ratapan Maria Ibu Yesus dan Perempuan-perempuan hingga Yesus wafat.

Pemeran Yesus, “Joni Bau” kepada Tirilolok mengungkapkan perasaannya ketika dipercayakan untuk berperan sebagai Yesus mengatakan, ia tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata dan hanya berusaha menampilkan yang terbaik.

Dari peran tersebut, Joni mengatakan akan lebih bersyukur karena Tuhan Yesus baik. Manusia bukan siapa-siapa tetapi Tuhan mau disalibkan dan menderita untuk manusia.

Sementara Hesti Arista Dara yang memerankan tokoh Maria Ibu Yesus mengungkapkan rasa syukurnya, atas kepercayaan memerankan tokoh Maria karena tidak semua orang diperacayakan untuk peran tersebut.

Hesti mempersiapkan diri kurang lebih seminggu dan bersama pemeran lainnya, mereka telah melakukan pementasan drama tersebut pada kebaktian pertama dan kedua minggu lalu dalam kebaktian Minggu sengsara.

Hesti berharap, kegiatan tersebut akan terus dilakukan demi kekompakan dan kebersamaan dengan para pemuda Maranatha Teunbaun karena selama 3 tahun vakum akibat Covid 19. Semoga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kedepan, terus memuliakan nama Tuhan.

Penatua Pemuda Maranatha Teunbaun “Simon Adoe” menyampaikan prosesi Jalan Salib yang dilakukan bukan merupakan program kerja Pemuda tetapi permintaan dari Pdt. Emr. Hengki Abineno untuk membina dan memberdayakan para pemuda Maranatha Teunbaun

Simon mengatakan, tidak semua pemuda berperan dalam pementasan drama atau fragmen, tetapi para pemuda yang aktif terlibat dalam jumlah besar yakni untuk peran Yesus, dua orang penyamun, Maria, Perempuan-perempuan juga para prajurit.

Simon Adoe berharap, dengan pementasan drama tersebut memotivasi para pemuda untuk memaknai pengorbanan Yesus dan mengimplementasikan dalam kehidupan khususnya bertenggang rasa dengan sesama manusia dalam perjalanan kehidupan.

Drama “Bunga Rampai Untuk Yesus” ditulis dan disutradarai oleh Pdt. Emr. Hengki Abineno.