Dalam sorotan kehidupan modern yang dipenuhi dengan pertanyaan identitas dan pencarian makna, kita seringkali terjebak dalam pertentangan yang mirip dengan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus yang mempertanyakan dan mempersoalkan tentang identitas Yesus.
Dalam Injil Yohanes 7:40-53, kita melihat pertarungan sengit di antara orang-orang Yahudi, teristimewa orang alih-ahli Taurat. Apakah Yesus adalah Mesias yang dijanjikan atau bukan? Pekerjaan baik dan banyak mujizat yang dilakukan Yesus itu sungguh menunjukka bahw Dia adalah Mesias? Apakah Yesus adalah keturuan Daud atau bukan?
Asal-usul dan keturunan Yesus menjadi titik sentral perdebatan ini. Beberapa mengklaim bahwa Dia berasal dari Galilea, sementara yang lain bersikeras bahwa Dia lahir di Betlehem, sesuai dengan nubuat tentang Mesias. Namun, di tengah perdebatan ini, kita melihat bahwa Yesus bukanlah sekadar sosok historis yang bisa diukur dari asal-usulnya, tetapi Dia adalah sosok yang mengandung makna yang jauh lebih dalam.
Dalam kehidupan kita, seringkali kita cenderung membatasi identitas kita pada hal-hal luar, seperti tempat lahir atau latar belakang keluarga, pekerjaan apa dan seterusnya. Namun, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa identitas sejati kita terletak dalam hubungan kita dengan sang pencipta kita, dan teristimewa relasi kita dengan Yesus. Dia adalah Mesias yang membawa keselamatan bagi siapa pun yang percaya pada-Nya, tanpa memandang latar belakang atau asal-usul mereka.
Mungkin kita terjebak dalam pertentangan batin yang mirip dengan orang-orang Yahudi, mencari identitas kita dalam pencapaian hal-hal duniawi atau label-lable yang diberikan oleh orang lain. Namun, seperti yang Yesus tunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa mengimani Yesus harus melebihi pertentangan antara identitas dan latar belakang keluarga atau pun mujizat-mujizat yang dibuat oleh Yesus. Hal utama yang ditekankan Yesus adalah relasi personal yang sejati dalam hubungan kita dengan Yesus.
Tujuan kita mengetahui dan mengimani Yesus bukan pada pencarian yang sia-sia, bukan pula pada pemuasan akal budi belaka namun pada penemuan kedamaian sejati dalam mengenal Yesus sebagai Mesias yang membawa pengharapan dan identitas yang tak tergoyahkan bagi hidup kita.