Sahabat Yesus: Menyatu dalam Karya Keselamatan (Yohanes 6: 44-51)

Yesus mengajarkan kepada kita bahwa menjadi sahabat-Nya bukanlah sekadar mengikuti-Nya secara fisik.

Kehadiran Yesus dalam Ekaristi dengan penuh penghormatan dan kekaguman.

Dalam Injil Yohanes 6:44-51, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa menjadi sahabat-Nya bukanlah sekadar mengikuti-Nya secara fisik, tetapi juga menerima diri Yesus sepenuhnya dalam seluruh hidup kita. Ketika kita bersaksi bagi-Nya, kita mengikuti-Nya dalam karya keselamatan, mempersembahkan diri kita sebagai alat-Nya untuk menyebarkan cahaya dan kasih-Nya ke dunia.

Para murid Yesus pada zamannya sungguh percaya bahwa Dia adalah Roti Hidup yang memberi kekuatan dan makna bagi hidup mereka. Mereka sungguh percaya akan sabda Yesus, ketika Yesus berkata, “Akulah Roti Hidup yang telah turun dari Surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang kuberikan itu adalah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Begitu juga bagi kita, saat kita merayakan perayaan Ekaristi, kita mempersembahkan hati dan jiwa kita sepenuhnya kepada Yesus, percaya bahwa tubuh dan darah Kristus yang kita terima dalam perayaan Ekaristi itu adalah benar-benar pribadi Yesus sendiri yang sungguh menghidupi dan memberkati kita.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah kita sungguh percaya dengan segenap hati bahwa Ekaristi adalah pertemuan intim dengan Kristus yang hidup? Apakah kita menyadari bahwa setiap kali kita menerima tubuh dan darah-Nya, kita bersatu dengan-Nya dalam karya keselamatan-Nya?
Marilah kita merenungkan kehadiran Yesus dalam Ekaristi dengan penuh penghormatan dan kekaguman. Marilah kita membuka hati kita sepenuhnya untuk menerima-Nya, membiarkan-Nya mengubah dan menghidupi kita, sehingga kita dapat menjadi saksi-saksi cemerlang bagi kasih-Nya di dunia ini.

Sebagai sahabat Yesus, mari kita hidup dalam kesadaran akan kehadiran-Nya yang nyata dalam Ekaristi, dan dengan penuh sukacita dan ketekunan, ikut ambil bagian dalam karya-Nya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang.