Teguran Yesus: Ajakan untuk Memperbaiki Diri

Renungan Senin, 26 Agustus 2024, pekan biasa XXI

Ilustrasi Yesus menegur ahli-ahli taurat

Dalam Injil hari ini, Yesus memberikan teguran keras kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ia mengecam sikap munafik yang mereka tunjukan dalam tindakan sehari-hari. Mereka melakukan doa yang panjang-panjang, bukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan atau untuk mendapatkan kedekatan spiritual, melainkan untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain. Mereka menggunakan doa sebagai sarana untuk menunjukkan kekudusan mereka di hadapan publik, padahal di balik tindakan itu, mereka tidak memperlihatkan ketulusan atau keikhlasan. Selain itu, mereka juga terlibat dalam perampasan harta milik orang lain dan menyebarkan ajaran yang salah. Tindakan-tindakan ini tidak hanya menyesatkan orang-orang yang mereka pimpin, tetapi juga merugikan masyarakat secara keseluruhan.

Teguran Yesus dalam injil hari ini, tidak hanya mengarah pada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Lebih dari itu, teguran ini juga merupakan peringatan dan ajakan bagi semua orang untuk memperbaiki diri. Yesus mengingatkan kita agar tidak menjadi sumber masalah atau perusak bagi sesama kita. Ia menghendaki agar setiap individu dapat menjadi pembawa terang dan penuntun jalan kebenaran di dunia ini. Ini adalah panggilan untuk tidak hanya memperhatikan kehidupan spiritual kita sendiri tetapi juga untuk berkontribusi secara positif dalam kehidupan orang lain.

Hidup akan menjadi lebih berarti jika kehadiran kita mampu memberikan dampak positif dan menjadi sumber sukacita bagi orang-orang di sekitar kita. Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk menjadi pembawa kabar sukacita dan penyebar cinta kasih. Hal ini selaras dengan apa yang dinyatakan dalam Injil Matius 5:13-16, di mana kita diajak untuk menjadi terang dan garam dunia. Sebagai terang, kita diharapkan dapat menerangi kegelapan dan memberikan makna serta nilai positif pada kehidupan orang lain. Sebagai garam, kita diharapkan dapat memberikan rasa dan pengaruh positif dalam kehidupan bersama.

Melalui bacaan Injil hari ini, kita diundang untuk terus menyebarluaskan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Iman kita kepada Allah seharusnya tidak hanya menjadi keyakinan dalam hati, tetapi juga harus terwujud dalam tindakan nyata. Kata-kata dan perbuatan baik yang kita tunjukkan adalah wujud nyata dari iman yang kita anut. Dalam dunia yang sering kali terluka oleh penindasan, peperangan, perusakan alam, dan berbagai masalah sosial lainnya, kita diharapkan menjadi agen perdamaian, pengobat bagi yang terluka, dan penolong bagi mereka yang tertindas. Berbagai upaya kebaikan yang kita lakukan tidak hanya akan membawa dampak positif bagi sesama, tetapi juga akan mendekatkan kita pada Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita berjuang untuk mewartakan kebaikan dengan semangat yang tulus. Tuhan tidak pernah lelah mencurahkan kebaikan dalam hidup kita, dan dengan demikian, kita diharapkan untuk mencerminkan kebaikan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.