Terang di Tengah Kegelapan: Momen Ajaib di Kolam Siloam (Yohanes 9: 1-41)

Kisah luar biasa dari Injil Yohanes 9:1-41 membawa kita ke momen yang memikat, di mana Allah hadir secara langsung untuk menyembuhkan dan mengubah hidup seorang yang buta sejak lahir.

Siloam yang artinya “diutus” sekaligus menjadi ajakan bagi kita sebagai murid Tuhan.

Kisah luar biasa dari Injil Yohanes 9:1-41 membawa kita ke momen yang memikat, di mana Allah hadir secara langsung untuk menyembuhkan dan mengubah hidup seorang yang buta sejak lahir. Pada intinya, kisah ini mengajarkan bahwa Allah tidak hanya bersimpati terhadap penderitaan kita, tetapi juga hadir untuk membuat kita baik.

Dalam sentuhan ilahi-Nya, Yesus memelekkan orang buta dengan campuran air ludah-Nya dan tanah. Tindakan ini tidak hanya simbolis, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang penciptaan baru. Dia yang buta sejak lahir kini melihat dengan jelas. Proses penyembuhan menuju hidup baru dan transformasi itu selalu melibatkan ketaatan kepada panggilan Allah, di mana Yesus menyuruh orang itu untuk pergi membasuh diri di Kolam Siloam, yang artinya “diutus”.

Dalam Injil Yohanes 9:16-17, kita menyaksikan momen yang penuh pertentangan antara keyakinan dan skeptisisme. Orang Yahudi terkejut bahwa orang buta sejak lahir bisa mendapatkan penglihatan. Reaksi spontan yang muncul adalah antara percaya dan tidak. Apakah ini karya Allah atau semata karya manusia? Mengapa Yesus memelekkan mata orang buta sejak lahir pada hari Sabat?

”Bagaimanakah orang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Ini adalah pertanyaan dari mereka melihat dari iman akan Allah.

Di tengah pertentangan ini, datang si buta yang telah melek itu memberikan kesaksian iman yang menggetarkan sekaligus memberika solusi. Bahwa Yesus yang memelekan matanya. Ia bukan hanya sebagai seorang nabi tetapi Tuhan yang Esa. Dia menambahkan “Dia percaya kepada Tuhan,”. Mujizat yang terjadi atas dirinya adalah sungguh karya Allah bukan karya manusia.

Kesaksian iman orang buta sejak lahir itu mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana iman bisa muncul di tengah-tengah pertentangan dan keraguan. Terkadang, kehidupan kita penuh dengan pertanyaan dan ketidakpastian, tetapi kita dipanggil untuk tetap percaya pada Tuhan yang menghadirkan mujizat dalam hidup kita. Seperti orang buta yang mengungkapkan imannya, mari kita juga berani menyatakan keyakinan kita pada Tuhan, yang membawa terang di tengah-tengah kegelapan. Pertentangan tidak selalu menghalangi terang; sebaliknya, seringkali terang terlahir dari pertentangan itu sendiri.

Siloam yang artinya “diutus” sekaligus menjadi ajakan bagi kita sebagai murid Tuhan. Pertanyaan buat kita adalah apakah kita bersedia “diutus” oleh Allah untuk membasuh diri dalam tubuh dan darah Kristus yang kita sambut setiap kali kita merayakan perayaan Ekaristi? Apakah kita siap untuk menerima terang-Nya yang membawa transformasi dan pembaharuan? Seperti orang buta yang melihat setelah pergi ke Kolam Siloam, mari bersama-sama membiarkan Allah menyembuhkan dan membuat kita baik dalam setiap aspek kehidupan kita.

Penulis: P. Dismas Longginus Mauk, SVDEditor: Anastasia Bunga Kedang