Kisah tentang Yesus yang ditinggikan di Kayu Salib di Golgota, seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, mengandung makna mendalam tentang transformasi kepercayaan. Ini bukan hanya tentang pengorbanan fisik, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mengajak kita untuk meningkatkan iman dan mengalami pembebasan sejati menuju hidup kekal.
Dalam dunia yang terus berubah ini, seringkali kita mencari posisi jabatan yang lebih tinggi dalam pencapaian materi dan popularitas. Kadang orang mencarinya dengan cara dan jalan yang tidak hal demi popularitas semu dan demi kesombongan dunia. Namun, pesan dari Injil Yohanes yang kita refleksikan hari ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus ditinggikan di Kayu Salib bukan untuk mencari popularitas dan kesombongan pribadi tetapi semuanya demi cinta dan keselamatan kekal bagi manusia. Ketika Nikodemus bertamu kepada Yesus malam-malam Yesus berkata, “sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Putra Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Allah relah mengorbankan Putra-Nya yang tunggal karena Allah begitu mencintai manusia agar manusia tidak binasa.
Yesus mengingatkan Nikodemus bahwa Allah mengutus Putra-Nya ke dunia bukan untuk menghakim dunia tetapi untuk mengyelamatkan dunia.
Yesus juga menambahkan bahwa siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada dalam hukuman. Hukumannya adalah hidup dalam kegelapan. Ia tidak akan melihat cahaya untuk selama-lamanya. Mereka yang percaya kepada Putra Allah akan memperoleh hidup kekal untuk selamanya. Dan mereka akan hidup dalam terang untuk selama-lamanya.