Tak Berkategori  

Heny Mulik: Sebelum Doa Bapa Kami Selesai Angka HIV Sudah Bertambah Dua Kasus


Heny Mulik. terus mendorong semua pihak untuk peduli dengan HIV

TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Oepura PN – Human Imunodeficiency Virus ? HIV merupakan virus yang hingga saat ini belum ada obatnya. Anti Retroviral ? ARV hanya bisa menahan laju Pertambahan Virus bukan untuk menyembuhkan, karena itu perlu keterlibatan semua pihak dalam memeranginya. Menghadapi Fenomena ini Komisi Penanggulangan AIDS Daerah ? KPAD Kota Kupang tidak tinggal diam. Institusi yang dipimpin Drs. Agusinus Quintus Bebok, M.Si itu berupaya membentuk Organisasi Kemasyarakatan bernama Warga Peduli AIDS- WPA.

Melalui organisasi ini masyarakat dapat memperoleh Informasi tentang HIV, namunn apa hendak dikata jika para Pengurus WPA cuek-cuek bebek alias tidak melaksanakan Sosialisasi.
Koordinator Seksi Humas WPA kelurahan oepura Heny Mulik ketika ditemui PN di Bilangan Oepura Pekan lalu mengatakan, hingga bulan ketiga tahun 2015 WPA Kelurahan Oepura belum melakukan apa-apa.

? Beta (saya-red) pernah berkelakar dengan ibu ketua beberapa saat lalu, ibu bagaimana dengan kita punya kegiatan. Kita jangan diam terus. Jangan sampai kita hanya menunggu-nunggu dan berdoa, sebelum doa Bapa Kami selesai angka kasus (HIV) sudah bertambah dua orang?, ujar Heny sambil tertawa lepas.
Cuaca yang tidak bersahabat di Bulan Januari ? Maret 2015 memang menjadi salah satu alasan yang tidak bisa didiskusikan, tetapi pertambahan Virus tidak mengenal kondisi alam. ? Kita boleh menunggu hujan berhenti tapi ini virus tidak tau kompromi. Pergaulan anak muda yang makin bebas seperti saat ini harus kita hitung juga?, ucapnya.

Menurut Heny, pihaknya telah menyiapkan dua Program yakni Sosialisasi dan VCT namun belum bisa dijalankan, karena selain factor cuaca juga belum ada pertemuan untuk membahas program tersebut. ? Ya kalo begini beta bergerak sendiri melalui Organisasi Peduli Narkoba. Beta juga pengurus to jadi sosialisasi Bahaya Narkoba dengan HIV beta gabung satu kali. Juga melalui Perkumpulan Tafena Tabua. Kita bergerak tanpa dana. Dia (Tafena Tabua ) tidak menuntut, itu enaknya?, kata Mulik.

Organisasi ini menyasar anak muda dalamm kegiatan sosialisasi Narkoba dan HIV, karena selain mereka rawan terhadap kasus tersebut mereka juga perlu dilatih untuk menjadi corong informasi. ? Kalo mereka sudah biasa ikut sosialiasi lama kelamaan akan terampil berbicara dan informasi tentang Narkoba dan HIV bisa diterima dengan baik. Beta dulu seperti itu tidak mampu berbicara di depan umum tetapi setelah mengikuti berbagai kegiatan sekarang sudah bisa?, ungkap Mulik.

Ditanya apakah perlunya Humas berkoordinasi dengan Pengurus lain untuk melakukan rapat pemantapan Heny mengatakan, Hal itu penting karena ada Posyandu yang minta Sosialisasi HIV dan itu perlu keterlibatan semua pengurus. ? Sebelum tanggal 15 Maret ini beta mau kastau ibu Ketua karena Posyandu Anggrek minta Sosialisasi HIV. Tapi belum ada pendekatan dengan ibu Arin. Dia minta sosialisasi sekaligus VCT ?, kata Mulik lagi.

Dari 9 Posyandu sejauh ini baru 4 Posyandu yang telah mendapat kesempatan Sosialisasi karena itu pihaknya segera mengagendakan rencana sosialisasi secara baik sehingga masyarakat siap.
? Yang sudah juga perlu diinformasikan lagi karena ada perkembangan baru dimana saat ini ODHA (Orang Dengan HIV) bisa menikah, melahirkan juga normal, karena dulu kita sampaikan kalo melahirkan tidak normal. Itu penting untuk mereka tau?, ujar dia.

Selain Posyandu urai dia, WPA akan melaksanakan Sosialisasi di Sekolah-sekolah yang ada di Kelurahan Oepura. ? Ada SD SMP, SMA sudah ada informasi awal ke Sekolah. Kemudian gereja, tetapi perlu dipastikan hanya sampai saat ini belum ada rapat. Beta harap kita (WPA )segera adakan pertemuan?, ucapnya.

Mengenai VCT kata dia, perlu dikoordinasikan secara baik sehingga semua pihak bisa menyiapkan segala sesuatu seperti jarum suntik dari KPA dan kesiapan masyarakat. ? Na program ke depan ini kita masih melihat ketersediaan alat suntik karena pengalaman lalu-lalu saat mau VCT jarum suntik tidak ada, jadi waktu itu dari KPAD bilang VCT pending dulu nanti tahun ini baru ada. Na ini perlu koordinasi lagi. Beta memang coordinator Seksi Humas dan Informasi tetapi beta tidak bisa mengambil langkah sendiri?, ucap dia.

Selain sosialisasi masyarakat WPA Oepura juga berencana menyediakan Majalah Dinding- Mading sebagai sumber Informasi. ? Dengan begitu mungkin masyarakat merasa penasaran untuk mendapat kesempatan sosialisasi?, imbuhnya.

Heny begitu Paham masalah HIV dan bagaimana penularannya dan setelah ditelusuri lebih jauh ternyata Wanita single ini telah bergabung dengan Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen ? JKLPK Regional NTT.

? Waktu itu ada Seminar sehari selama 2 minggu tentang bagaimana menjadi tenaga Penyuluh HIV dilanjutkan satu bulan kegiatan Pelatihan tenaga konseling bidang HIV di Alfa Omega Tarus pada tahun 2010. Setelah kegiatan itu kita dilepas untuk terjun ke lapangan dengan ilmu yang kita dapat. Kebetulan ada wadah yang namanya Perkumpulan Tafena Tabua oleh Ibu Cory Tiluata. Dari situ saya masuk di Kelurahan Oepura dan membentuk organisasi Pemuda Peduli Napza Ora Et Labora difasiltiasi Dinas Sosial NTT saya sebagai ketua. Kita sudah lakukan Kegiatan penyuluhan Narkoba dimana narkoba sebagai pintu masuk HIV di Gereja Paulus dan Imanuel Oepura?, urainya.

Menurut dia, Selain lewat Penyuluhan informasi tentang Narkoba dan HIV kita dapatkan dari Brosur dan Koran peduli News. ? Pada Edisi lalu itu saya sudah sebarkan ke pihak Gereja namun hingga saat ini belum ada konfirmasi balik. Mungkin mereka menunggu pendekatan lanjutan?, pungkas dia. (Ipin)