Rumah Adat Belu
TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Gubernur Provinsi NTT Frans Lebu Raya telah menetapkan Pariwisata sebagai salah satu Program unggulan. Hal ini membuat para Kadis Pariwisata terus berupaya membenahi obyek Pariwisata di masing-masing daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu Dominikus Mali ketika dihubungi Tirilolok.com dari Kupang beberapa Waktu lalu mengatakan, Pariwisata di Kabupaten yang berbatasan dengan Negara Timor Leste itu bagai Gadis Cantik yang menyita perhatian semua orang, baik Domestik maupun Manca Negara untuk berkunjung.
Menurut Domi, salah satu obyek wisata yang bisa dinikmati pengunjung yakni Fulan Fehan yang bisa dilihat di kaki Gunung Lakaan.
?Itu memiliki sabana yang masih asli dan menyimpan banyak keunikan dan udara yang sejuk?, ujar Mali.
Ia menjelaskan, untuk menempuh Lokasi Fulan Fehan wisatawan hanya menghabiskan waktu kurang lebih 20 menit baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Ia menambahkan, selain menikmati padang Sabana Fulan Fehan, pengunjung bisa menemui obyek bersejarah berupa Benteng peninggalan Belanda dengan susunan Batu melingkar bagai obat nyamuk bakar.
? Susunan Batu melingkar bagai obat nyamuk bakar, berspiral dan 7 lapisan terdalamnya ada kuburan tua yang menjadi obyek wisata budaya?, ungkapnya.
Menurut dia, di Kaki Gunung Lakaan juga terdapat air terjun Mau Hale yang menurut mitologi masyarakat di sekitar, air tersebut merupakan air dari nenek moyang orang pertama yang tinggal di gunung tersebut.
? Menurut Masyarakat sekitar air terjun itu merupakan air seni nenek moyang perdana orang Lamaknen?, ucap dia lagi.
Ia mengatakan, obyek Kolam Susu yang pernah melegenda seiring lahirnya Lagu Koesplus di era 60-an masih tertata rapi hingga saat ini. ? Obyek wisata ini di daerah Silawan menuju Motaain pintu masuk Timor Leste. Sayang kalo dilewatkan?, jelasnya.
Selain wisata Alam Belu memiliki obyek wisata Budaya yang bisa dimanfaatkan wisata baik untuk menghabiskan masa liburan maupun untuk kegiatan penelitian Budaya.
? Seperti kampung-kampung adat, komunitas adat dengan situs-situs batu, ukiran-ukiran dinding dan atap rumah yang khas orang Belu?, katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Belu memiliki makanan khas seperti jagung bose dan kacang-kacangan yang bisa diolah untuk menjadi makanan favorit yang disukai pengunjung.
? Kita juga memiliki souvenir yang bisa dijadikan cendramata bagi wisatawan?, ujarnya.
Mengenai tarian khas orang Belu ia menjelaskan, Likurai menjadi alat music tradisional yang dipakai masyarakat setempat untuk menyambut kedatangan para tamu.
? Likurai adalah alat music dan tarian yang telah terkenal di manca Negara?, ujarnya.
Ia berharap, Pemerintah tidak menutup mata terhadap pengembangan pariwisata di daerah perbatasan. ? Pemerintah Provinsi dan Pusat tolong perhatikan obyek wisata di Belu, terutama Promosi ke luar sehingga bis adikunjungi?, pungkasnya. (VN-02)