Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kolaborasi bersama Tanoto Foundation kembali menggelar Forum Koordinasi Jurnalis dalam upaya percepatan penurunan stunting di NTT.
Sebelumnya, Forum Koordinasi Jurnalis tersebut telah berlangsung sebanyak dua kali, yakni pada 28 Oktober dan 21 November lalu. Pada kedua pertemuan itu, BKKBN dan Tanoto Foundation menghadirkan sejumlah pemateri yang memberikan gambaran seputar kondisi stunting di NTT, di antaranya Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat, S.Si., APT., M.M. dan Mikhael Yance Galmin, S.S., M.Sc, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT.
Pada Selasa (11/12), pertemuan Forum Koordinasi Jurnalis yang ketiga itu berlangsung dalam bentuk kunjungan lapangan ke Desa Silu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.
Sebanyak 15 jurnalis dari berbagai media, baik media digital maupun elektronik terlibat dalam kegiatan tersebut.
Arnoldus Paut, perwakilan Tanoto Foundation, dalam pengantarnya sebelum memulai kunjungan ke rumah-rumah warga, menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut ialah untuk mendengarkan cerita langsung dari keluarga-keluarga dengan anak stunting, maupun keluarga beresiko stunting.
Sementara Abihud Fatutuan, Plt. Sekretaris Desa Silu mewakili Pemerintah Desa Silu, mengapresiasi kerja-kerja BKKBN NTT yang sudah berlangsung di Desa Silu, sehingga jumlah anak stunting yang tahun sebelumnya mencapai 125 anak, kini tersisa 88 anak berdasarkan data pada Agustus 2023.
Ia juga berharap bahwa kolaborasi yang terjalin antara BKKBN NTT dan Tanoto Foundation yang melibatkan para jurnalis tersebut bisa sama-sama bekerja untuk percepatan penurunan stunting, khususnya di Desa Silu, yang tercatat sebagai desa dengan kasus stunting tertinggi di Kecamatan Fatuleu.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perwakilan BKKBN NTT, Mikhael Yance Galmin, S.S., M.Sc menjelaskan bahwa dalam upaya percepatan penurunan stunting, salah satu unsur yang penting untuk dilibatkan ialah media massa, yakni bagaimana media massa dapat membantu mempengaruhi para pemangku kebijakan dalam mengambil kebijakan yang tepat, sekaligus menjadi ruang untuk mengedukasi masyarakat agar masyarakat dapat memiliki pemahaman yang baik tentang stunting.
Prevalensi angka stunting di NTT pada tahun 2023 sebesar 15,2 persen, jika dibandingkan pada tahun 2022 yang mencapai 17,7 persen.