Dalam Injil Yohanes 8: 51-59, Yesus menegaskan kepada orang-orang Yahudi barang siapa menuruti Firman-Nya akan hidup untuk selama-lamanya. Ini bukan hanya janji akan kehidupan abadi, tetapi juga sebuah panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada Yesus. Yesus adalah contoh yang sempurna, Dia selalu setia dan taat pada Firman Bapa-Nya yang akhirnya dapat menghantar kepada kehidupan kekal.
Ada reaksi dari orang-orang Yahudi pada waktu itu, yang terjebak dalam keragu-raguan dan ketidakpahaman terhadap makna hidup kekal yang Yesus tawarkan. Karena kebingungan dan ketakutan, mereka malah menuduh Yesus sebagai kerasukan setan.
Dari reaksi mereka, kita dapat belajar tentang dua hal penting. Pertama, bahwa ketakutan dan ketidakpahaman dapat membutakan pemahaman orang terhadap kebenaran. Orang-orang Yahudi merasa yakin bahwa mereka mengerti segalanya, namun sebenarnya mereka tidak melihat kebenaran yang lebih dalam yang ditawarkan oleh Yesus.
Kedua, reaksi mereka yang terlalu cepat menyalahkan dan menuduh sesuatu yang mungkin tidak mereka mengerti sepenuhnya. Hal ini mau mengajarkan kita pentingnya rendah hati dan penelitian yang lebih mendalam sebelum membuat kesimpulan. Jangan biarkan ketakutan atau kesombongan menghalangi kita untuk belajar dan memahami hal-hal yang belum kita ketahui sepenuhnya.
Renungan ini mau mengingatkan kita untuk tetap terbuka terhadap kebenaran yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan atau yakini. Belajarlah dengan rendah hati, dan jangan membiarkan ketidakpahaman dan ketakutan menguasai hidup kita untuk cepat mempersalahkan orang lain.
Selain keterbukaan di atas, hal yang paling penting adalah percaya akan perkataan Yesus. Sebab Yesus adalah penyelamat kita yang akan menghantar kita kepada kehidupan yang kekal.