Dalam Injil Yohanes 12:20-33, Yesus memberikan gambaran yang menggetarkan tentang nasib-Nya yang akan datang dan mengungkapkan kepada para murid-Nya tentang bagaimana Dia akan mati. Yesus menegaskan bahwa kematian-Nya bukanlah menuju kebinasaan melainkan kehidupan kekal.
Yesus menggunakan perumpamaan tentang gandum yang mati dan menghasilkan banyak buah untuk menjelaskan maksud kematian-Nya. Seperti gandum yang perlu mati dan terkubur di tanah agar dapat tumbuh dan menghasilkan banyak hasil, demikian pula kematian-Nya akan membawa kehidupan yang abadi bagi banyak orang.
Dalam kehidupan kita, konsep ini mungkin sulit dipahami. Kematian seringkali dianggap sebagai akhir dari segalanya. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa dalam kematian-Nya terdapat kekuatan yang membangkitkan kehidupan yang baru. Dia tidak hanya mati untuk menebus dosa kita, tetapi juga untuk membuka jalan bagi kita menuju kehidupan yang sejati dan berkelimpahan bersama Allah Bapa di Surga.
Bagi para murid yang percaya kepada-Nya, Yesus menjanjikan kehidupan yang kekal. Meskipun perjalanan-Nya menuju salib tampaknya menakutkan dan penuh penderitaan tetapi itu adalah jalan menuju kebangkitan dan kehidupan yang abadi. Salib bukan akhir dari segala-galanya, tetapi merupakan awal dari sebuah kebangkitan yang mulia.
Kita semua yang percaya kepada-Nya, kita juga dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya, siap untuk menyerahkan diri kita sepenuhnya dan mengabdikan hidup kita untuk menghasilkan buah bagi Kerajaan-Nya.
Mari kita pusatkan perhatian kita kepada makna salib dan kematian Kristus di atas kayu salib seraya merefleksikan iman kita akan Kristus. Yesus berjanji kepada kita bahwa Dia akan menarik semua orang yang percaya kepada-Nya. Dan semua orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa.