Dalam gemuruh dunia yang terus berputar, kita menemukan cerita yang menginspirasi dari Injil Yohanes 1:35-42. Ketika Andreas dan temannya mengikuti Yesus, pertanyaan lembut Yesus menciptakan momen indah dalam pencarian mereka: “Apakah yang kamu cari?”. Jawaban sederhana, “Rabi, di manakah Engkau tinggal?”, mencerminkan kerinduan yang mendalam untuk ada bersama Yesus.
Pertanyaan Yesus bukan hanya panggilan untuk mencari tahu di mana Dia berada secara fisik, tetapi lebih dalam, merupakan undangan untuk mengeksplorasi hati dan jiwa dari murid-murid Yohabes Pembaptis. Mereka ingin bersama Yesus bukanlah untuk perburuan materi atau pencapaian semu belaka di dunia ini, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang membawa mereka mendekat kepada-Nya.
Bagi Andreas dan temannya, mengikuti Yesus bukan hanya sekadar petualangan, melainkan penemuan yang melampaui batas-batas hidup mereka. Mereka tidak hanya menemukan Guru, tetapi juga menemukan rumah yang abadi bagi jiwa mereka.
Pertanyaan Yesus, “Apakah yang kamu cari?”, juga dialamatkan kepada kita semua yang hidup dalam masa modern yang serba cepat dan instan ini. Apakah yang kamu cari adalah sebuah pertanyaan untuk membantu kita demi menjelajahi keinginan dan kerinduan yang terpendam di dalam hati kita. Apakah yang sebenarnya kita cari dalam kesibukan dan hiruk-pikuk dunia?
Ketika Yesus menjawab pernyatan Andreas dan temannya, bahwa “Marilah dan kamu akan melihatnya” bukan sekedar undangan untuk melihat tempat secara fisik, melainkan sebuah undangan pada pandangan menuju masa depan yang membahagiakan yang melampaui imajinasi mereka. Mencari dan menemukan Yesus bukan hanya sekedar menemukan jawaban, melainkan mendapati rumah abagi bagi jiwa mereka.
Marilah dan kamu akan melihatnya, jawaban yang sama diberikan kepada kita juga yang adalah murid-murid Tuhan. Di dalam-Nya, kita menemukan kedamaian di tengah kekacauan, kebijaksanaan di tengah kebimbangan, dan kasih sayang di tengah kebohongan dunai dan tatapan jiwa yang selalu yang menghangatkan jiwa hati kita. Dia adalah rumah abadi yang selalu terbuka untuk kita kembali, tanpa memandang seberapa jauh atau dalam kita telah terjebak dalam siasat licik si jahat. Menemukan di mana Yesus tinggal adalah perjalanan menuju hakikat hidup yang sejati dan memuaskan. Ada bersama Yesus adalah sebuah kepenuhan pada hidup kita dan tempat keabadian bagi jiwa kita.