Pembaptisan Tuhan (Markus 1: 7-11)

Hari ini Gereja merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Hari ini, dalam sorotan terang Sungai Yordan, kita tidak hanya mengenang sebuah baptisan, tetapi sebuah peristiwa agung yang mengguncang langit dan bumi. Pada saat Yesus, Sang Anak yang terkasih, menyentuh air, langit-lah yang membuka diri untuk memberikan penghormatan-Nya yang ditandai dengan turunnya Roh Kudus dalam rupa sebuah burung merpati dan Suara Allah Bapa dari Surga membuka tabir kesunyian sungai Yordan.

Hari Pembabtisan Tuhan Yesus Kristus

Hari ini Gereja merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Hari ini, dalam sorotan terang Sungai Yordan, kita tidak hanya mengenang sebuah baptisan, tetapi sebuah peristiwa agung yang mengguncang langit dan bumi. Pada saat Yesus, Sang Anak yang terkasih, menyentuh air, langit-lah yang membuka diri untuk memberikan penghormatan-Nya yang ditandai dengan turunnya Roh Kudus dalam rupa sebuah burung merpati dan Suara Allah Bapa dari Surga membuka tabir kesunyian sungai Yordan.

Roh Kudus turun dalam rupa sebuah burung merpati, bukan sekadar sebagai lambang, melainkan sebagai undangan untuk kita semua melibatkan diri dalam penghayatan iman. Di tengah dunia yang serba cepat dan terkoneksi, kita dipanggil untuk merentangkan sayap rohaniah kita, menjadi pelopor inspirasi dan pemimpin positif di era digital ini.

Ketika suara Allah Bapa berkumandang, “Engkaulah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan,” itu bukan hanya suara pengukuhan dari surga kepada Yesus Kristus, tetapi juga undangan kepada kita untuk meresapi identitas kita sebagai anak-anak Allah yand dimeterai oleh Allah Tritunggal. Identitas ini bukanlah sekadar label, tetapi sebuah panggilan untuk menjalani hidup dengan mengambil bagian secara aktif dari tugas dan fungsi utama Kristus, yaitu imam, raja dan nabi. Dengan menghayati tugas dan fungsi utama ini kita dapat menciptakan gelombang kebaikan yang meresap ke dalam kehidupan orang lain.

Dalam Katekismus Gereja Katolik no 1253 dikatakan, “Pembaptisan adalah sakramen iman. Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. Iman yang dituntut untuk pembaptisan, tidak harus sempurna dan matang; cukuplah satu tahap awal yang hendak berkembang. Kepada para katekumen atau walinya disampaikan pertanyaan, “Apa yang kamu minta dari Gereja Allah?” Dan Ia menjawab, “Iman”.

Pembaptisan adalah pintu masuk untuk menjadi seorang pengikut Kristus. Di mana melalui proses-proses tentu baik untuk anak kencil maupun orang dewasa.

Namun apa artinya pembaptisan bagi Yesus yang adalah Putera Allah? Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan bukan sebagai tanda pertobatan. Pembaptisan Yohanes menjadi tanda pernyataan akan keilahian Yesus sebagai Putera Allah. Pembaptisan ini pun menjadi tanda dimulainya karya pewartaan Yesus di depan umum. Melalui pembaptisan ini, Yohanes Pembaptis mau mengatakan bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang telah dinubuatkan sejak dahulu, dan dipertegas oleh turunnya Roh Kudus dalam rupa seekor burung merpati. Pada saat inilah misteri Allah Tritunggal dinyatakan untuk pertama kalinya. Suara Bapa dari Langit, Sang Putra yang dibaptis, dan Roh Kudus dalam rupa merpati adalah simbol Tritunggal Mahakudus.

Akhirnya semoga Pesta pembaptisan yang kita rayakan hari ini menjadi tanda kasih Allah Tritunggal kepada kita yang telah menjadi putra dan putri Allah lewat pembaptisan yang kita terima dan sekaligus menjadi pengikuti setia Kristus untuk mengambil bagi dalam karya keselamatan Allah bagi dunia