Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Tempat wisata di Ekowisata Mangrove melakukan renovasi akses jalan dengan membangun jembatan sepanjang 100 meter pada Jumat (22/12/2023).
Lurah Oesapa Barat, Christian E. Chamdra, SH, mengungkapkan kepada Radio TIRILOLOK atas nama pemerintah Kelurahan Oesapa Barat atas kunjungan Anggota Komisi IV DPR RI, Ansy Lema. Ia mengatakan bahwa Ekowisata Mangrove merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Kota Kupang, terutama di wilayah Kelurahan Oesapa Barat. Tempat wisata ini mengalami kerusakan berat akibat dampak dari badai Seroja.
Namun, dalam APBD Pemerintah Kota Kupang mengalami keterbatasan dalam melakukan renovasi. Oleh karena itu, Pemerintah membutuhkan dukungan dana dari APBN. Christian E. Chamdra mengucapkan terima kasih kepada Ansy Lema yang antusias mempedulikan Ekowisata Magrove dan mengambil langkah tindak lanjut dengan menggunakan dana APBN perubahan. Renovasi telah mencapai 40% dan konstruksinya lebih kuat dari sebelumnya. Harapannya, dengan dibangunnya kembali Ekowisata Mangrove, akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat melalui pengembangan UMKM.
Pada tahun ini, APBN telah membangun jembatan sepanjang 100 meter dan beberapa lopo sebagai tempat pengunjung menikmati alam di Ekowisata Mangrove. Pada tahun 2024, rencananya akan dilanjutkan dengan perbaikan jembatan yang rusak. Beberapa hari yang lalu, bersama Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah disusun proposal yang disampaikan ke Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M untuk dibahas tingkat pusat pada tahun 2024. Semoga proposal ini diterima dengan baik. Sejak Ekowisata Magrove ditutup, pengembangan UMKM di sekitarnya tidak berjalan. Menurut Christian E. Chamdra, jembatan sebelum badai Seroja memiliki panjang sekitar 350 meter, namun hanya 100 meter yang dapat dibiayai melalui APBD.
Selanjutnya, Ali yang merupakan kontraktor, berharap mendapatkan tambahan dana agar renovasi bisa diselesaikan dengan baik. Bagian sebelah kanan jembatan telah rusak, sementara bagian kiri sudah dibangun. Dua sisi jalan masuk akan terhubung satu sama lain setelah renovasi selesai. Dengan renovasi yang dilakukan secara maksimal, diharapkan akan lebih ramai. Tempat Ekowisata Mangrove sebelumnya sepi akibat badai Seroja dan pandemi Covid-19, sehingga jembatan rusak dan membahayakan. Akhirnya, jembatan tersebut diganti dengan lebih baik.
Menurut data Badan Pusat Statistik, luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 3,63 juta hektar (ha) atau 20,37% dari total luas ekosistem mangrove di dunia.