Di tepi sungai Yordan, Yohanes berbicara secara terus terang kepada para utusan yang datang dari Yerusalem yang mempertanyakan identitas dan misinya. Ketika ditanya siapakah engkau? Yohanes memberikan jawaban dengan tidak berdusta bahwa “Aku bukan Mesias, bukan Elia, bukan juga nabi yang akan datang.
Dalam debur pertanyaan yang mencari identitas Yohanes Pembapatis yang sesungguhnya, Yohanes dengan tulus menjawab, “Aku adalah suara yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya.” Dalam jawabannya ini, terukir makna yang mendalam tentang kerendahan hati dan panggilan suci.
Yohanes tidak memandang dirinya sebagai pribadi yang besar atau istimewa. Dia mengakui dirinya sebagai suara, sebuah instrumen yang memanggil hati untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan. Di tengah padang gurun kehidupan, Yohanes mengetahui bahwa panggilannya adalah menyeruhkan kebaikan, mempersiapkan jalan bagi kehadiran Ilahi.
Kata-katanya bukanlah panggilan untuk dirinya sendiri, melainkan panggilan untuk setiap hati yang mendengar “Luruskanlah jalan Tuhan,” Ini adalah sebuah undangan ilahi bagi setiap insan ciptaan Allah untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kehadiran Allah yang kudus.
Identitas dan misi Yohanes, suara yang berseru di padang gurun, adalah panggilan untuk kita agar dalam keheningan merenungankan panggilan kita masing-masing. Seperti Yohanes, kita diajak untuk menggugah jiwa-jiwa dan mempertanyakan peran panggilan suci yang melekat pada diri masing-masing. Apakah kita bersedia menjadikan hidup sebagai jalan yang menyucikan? Yohanes mengajak kita untuk membenahi hati, merapikan jalur rohaniah kita msing-masing agar kebenaran dapat tiba di hati kita masing-masing dan Allah sendiri menjadi raja atas segalanya dalam hidup kita.
Mari kita berjuang seperti Yohanes yang selalu jujur dalam kata dan tindakkan untuk mengatakan sejujur-jujurnya tentang identitas kita dan misi panggilan kita sehingga kita mampu menjadi terang bagi banyak orang untuk menunjukkan jalan bagi Tuhan bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual.