Kebaikan Itu Nyata (Yohanes 10:31-42)

Yesus berjalan sambil berbuat baik.

Yesus sudah memperlihatkan pada dunia pekerjaan-pekerjaan baik.

Seorang sahabat pernah bercerita pada saya tentang perbuatan baik yang pernah dilakukan untuk teman-temannya dalam sebuah kelompok. Dia berusaha untuk melayani secara baik namun beberapa di antara temannya memberikan penilaian yang kurang baik. Atas penilaian yang kurang baik ini, memunculkan sebuah pertanyaan dalam dirinya.

Mengapa aku tetap salah di mata teman-temanku? Perbuatan baik mana lagi yang aku perlihatkan supaya aku dinilai sebagai orang baik? Pertanyaan-pertanyaan ini selalu menghantuinya dan membuatnya untuk lebih hati-hati dalam mengambil tindakan. Perbuatan baik yang kita lakukan, belum tentu dianggap baik oleh orang lain. Mereka menilai sesuai cara pandangnya dan ini merupakan cara mudah untuk menjatuhkan sesama.

Pengalaman yang dialami oleh sahabatku, menghantar kita untuk memahami kisah perjalanan hidup Yesus. Yesus berjalan sambil berbuat baik, namun belum tentu dianggap baik oleh mereka yang menjadi oposisi. Kehadiran-Nya menggelitik banyak orang, terutama mereka yang merasa mapan dengan posisi dan strata sosial istimewa dalam masyarakat. Pengajaran yang dilakukan Yesus sebagai cara untuk membumikan Kerajaan Allah, dianggap sebagai bentuk penghujatan pada Allah.

Warta suka cita dan kebaikan yang diperlihatkan oleh Yesus, tidak mempan untuk membuka mata hati pada mereka yang menjadi penjaga nilai-nilai kerohanian. Hati mereka tetap tertutup dari pengaruh ajaran Yesus dan bahkan mereka berusaha untuk bagaimana menghabisi nyawa Yesus.

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Pekerjaan yang datang dari Allah adalah pekerjaan yang baik dan menyenangkan.

Sedangkan pekerjaan yang datang dari manusia, belum tentu baik. Yesus berpesan pada kita untuk terus melakukan pekerjaan baik yang berasal dari Bapa. Yesus sudah memperlihatkan pada dunia akan pekerjaan-pekerjaan baik.

Yesus menyadarkan kita bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang yang baik, seorang penyelamat. Tugas seorang penyelamat adalah memperkenalkan perbuatan baik dan sekaligus melakukan kebaikan itu sendiri untuk orang-orang yang tidak diperhatikan oleh dunia. Dengan melakukan perbuatan baik yang ditawarkan oleh Yesus, berarti kita memahami Allah yang Maha rahim. Kerahiman Allah melampaui semua manusia dan tak memandang sisi gelap kehidupan manusia.

Kerahiman Allah membuka mata kita akan kasih yang mengalir dari Sang Putera. Kasih sempurna yang diperlihatkan dalam diri Putera-Nya, menjadi puncak kebaikan Allah pada manusia. Sang Putera telah berbuat baik. Mereka yang sakit mengalami kesembuhan.

Mereka yang buta bisa melihat dan yang telah mati pun dibangkitkan. Masihkah kita mengingkari perbuatan baik Bapa? Hanya mereka yang benci pada Yesus, tak sanggup melihat kebaikan itu. namun kita yang percaya, kebaikan Yesus nyata bagi dunia.