Kesaksian Ilahi: Menggali Kepastian dalam Kesaksian Bapa untuk Anak-Nya (Yohanes 5: 31-47)

Dalam Injil Yohanes 5:31-47, kita dibawa kepada momen yang paling penting di mana Yesus menjelaskan bahwa kesaksian terbesar dan tertinggi tentang dirinya datang langsung dari Bapa-Nya sendiri.

Kesaksian Bapa-Nya tentang Yesus juga mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan pribadi dengan-Nya.

Dalam Injil Yohanes 5:31-47, kita dibawa kepada momen yang paling penting di mana Yesus menjelaskan bahwa kesaksian terbesar dan tertinggi tentang dirinya datang langsung dari Bapa-Nya sendiri. Yesus mau mengungkapkan Bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Allah tidak datang dari manusia tetapi datang dari Bapa-Nya sendiri. Kalau mau jujur, sampai saat ini juga masih ada orang bertanya tentang eksistensi Yesus itu sendiri. Apakah Yesus yang ditulis dalam Kitab Suci pernah hadir di dunia ini? Atau hanya sebuah imajinasi manusia belaka? “Apakah Yesus sungguh Allah?” Apakah semua perbuatan baik dan banyak mujizat yang dilakukan oleh Yesus sungguh datang dari Allah?

Dalam Injil hari ini Yesus mengatakan bahwa Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, Bahwa Bapa yang mengutus Aku. Dia yang bersaksi tentang Aku.

Bagi kita, pesan ini menjadi panggilan untuk merenungkan bukti-bukti yang ada dalam hidup kita yang mengarah kepada Yesus Kristus. Terlepas dari seberapa keras kita berusaha membuktikan kebenaran-Nya, yang paling penting adalah kesaksian yang datang dari Bapa-Nya sendiri. Ini mengajarkan kita untuk mempercayai dan mengandalkan Allah dalam segala hal, karena hanya Dia yang memiliki otoritas tertinggi untuk menyatakan kebenaran.

Kesaksian Bapa-Nya tentang Yesus juga mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan pribadi dengan-Nya. Ketika kita memiliki hubungan yang intim dengan Bapa, kita menjadi lebih mampu mendengar dan memahami suara-Nya di tengah-tengah kebisingan dunia ini. Ini adalah panggilan bagi kita untuk menghidupi iman yang aktif, menelusuri dan menerima kebenaran yang dinyatakan dalam kesaksian ilahi-Nya.

Dengan merenungkan kesaksian ilahi ini, kita dipanggil untuk hidup dalam kesadaran yang lebih dalam akan kehadiran dan kasih Allah dalam hidup kita. Kita dipanggil untuk menjadi saksi bagi Kristus dalam segala hal yang kita lakukan, memperlihatkan kasih-Nya kepada dunia di sekitar kita. Semoga kita dapat menjawabi panggilan ini dengan penuh sukacita dan dedikasi, sehingga kita dapat terus hidup dalam kesaksian akan kebesaran dan kasih-Nya.

Penulis: P. Dismas Longginus Mauk, SVDEditor: Anastasia Bunga Kedang