Hari ini Gereja sejagat merayakan pesta “Bertobatnya Santo Paulus Rasul. Menurut Perjanjian Baru, teristimewa dalam Kisah para Rasul 9: 1-22 dan Kisah para Rasul 22: 3-16 menceritrakan tentang pertobatan Saulus secara detail. Saulus adalah penganiaya umat perdana para pengikut Kristus. Di jalan menuju Damsyk ia dibutakan oleh Cahaya Allah. Kemudian sesuai dengan arahan dan bimbingan Tuhan sendiri, dia disembuhkan. Dan setelah disembuhkan dia baptis oleh Ananias.
Dari kisah pertobatan Saulus menjadi Paulus, kita belajar soal transformasi hidup. Sebelum mengenal Kristus, dia seperti badai yang menghantam para pengikut Kristus, namun setelah dibaptis, Saulus berubah menjadi sosok yang menyala-nyala sebagai pewarta sabda Allah.
Bayangkan bagaimana perjalanan Saulus dari kegelapan menuju cahaya telah mengubah dia dari penindas menjadi pembela iman. Saulus, yang dulu identik dengan penganiayaan terhadap Kristus, kini menemukan panggilannya sebagai pewarta yang terkenal dan terbesar.
Dalam perjalanan ziarah imannya, Paulus mencapai puncak panggilannya sebagai pewarta sabda Allah yang membangkitkan semangat banyak orang. Dia bukan lagi musuh, tetapi menjadi bintang bersinar yang menyinari dunia dengan kebaikan dan kasih. Kisah Paulus mengajarkan kita bahwa dalam setiap hidup ada perubahan yang membawa kita pada pengenalan potensi yang lebih besar untuk mencapai hidup yang luar biasa.
Dalam Injil Markus 16: 15-18, Yesus menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Para murid diutus mewartakan Injil ke seluruh dunia dengan berperan sebagai penjala manusia. Hasil tanggapan yang paling besar adalah Saulus yang kemudian dibaptis dengan nama baru yaitu Paulus. Dalam periswa pertobatan Paulus itu mau menunjukkan kepada kita bahwa, sesungguhnya Yesus selalu menyertai kita dalam tugas dan karya pewartaan Sabda Allah. Dia sendiri turut merasakan dan mengalami penderitaan kita dan juga merasakan dan turut mengalami kegembiraan kita dalam karya pewartaan Sabda Allah. Seperti yang diungkapkan dalam Injil Matius 28: 20, dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir Zaman.