Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Menyambut perayaan Imlek, terpantau kondisi cuaca global masih berada dalam tahap El Nino dengan tingkat moderat. El Nino sendiri adalah fenomena pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.
Akibat dari pemanasan tersebut, terjadi pergeseran pusat pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Dampaknya, curah hujan di Indonesia mengalami penurunan. Namun, akhir-akhir ini beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan curah hujan.
Alpine Palute selaku koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi NTT, menjelaskan kepada Radio TIRILOLOK bahwa peningkatan curah hujan di NTT disebabkan oleh pertemuan angin antara Asia dan Samudra Hindia. Hal ini menyebabkan peningkatan curah hujan. Faktor lain yang juga turut menyebabkan peningkatan tersebut adalah tingkat penguapan dan pembentukan awan yang tinggi. Meskipun sebagian wilayah NTT sudah memasuki musim hujan, masih terdapat 8 zona musim yang belum mengalami curah hujan di bawah rata-rata.
BMKG juga memprediksi bahwa pada awal bulan Februari, yaitu dari tanggal 1 sampai 10 Februari, wilayah NTT memiliki peluang curah hujan yang cenderung sedang hingga tinggi, dengan persentase antara 75 hingga 100 persen.
Alpine Palute juga berharap agar wilayah NTT yang belum mengalami musim hujan segera mengalami pemerataan musim hujan.
Menjelang perayaan Imlek, beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur yang memiliki peluang curah hujan tinggi antara lain Kota Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Alor, Sumba, dan Manggarai.
