Dalam keheningan malam yang menyelimuti langit, terdapat sebuah pertemuan yang tak terduga antara cahaya dan kegelapan. Nikodemus, seorang yang berkedudukan tinggi dalam hierarki agama Yahudi, menyelinap seperti bayangan dalam malam untuk mencari jawaban yang tak terjangkau oleh akal manusia.
Di balik tirai rahasia, di tengah keheningan, Yesus menyambutnya. Dalam obrolan mereka, tersembunyi suatu kebenaran yang lebih besar dari cakrawala pikiran manusia. Nikodemus mencari jawaban, namun Yesus membuka mata hatinya pada sesuatu yang jauh lebih dalam, Yesus berkata, “janganlah engkau heran karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Sebagai seorang Farisi yang taat, Nikodemus telah hidup dalam keteraturan hukum dan ritual. Namun, Yesus mengajaknya untuk melampaui batas-batas yang dikenalnya, untuk menemukan kehidupan yang baru dalam kelahiran rohani.
Dalam gelapnya malam, cahaya kebenaran menyinari wajah Nikodemus. Ia menyadari bahwa setiap jiwa yang merindukan hidup sejati haruslah lahir dari Roh, terpisah dari kungkungan duniawi yang membatasi. Keajaiban kelahiran kembali adalah pintu menuju kebebasan yang sejati, melebihi segala bentuk kungkungan yang pernah dikenal manusia.
Dalam diam-diamnya, Nikodemus menemukan harta yang tak ternilai: kebenaran yang membebaskan jiwa dari belenggu dunia. Dia memahami bahwa keajaiban sejati tersembunyi dalam kerendahan hati, dalam kesediaan untuk melepaskan diri dari yang dikenalnya, dan memeluk yang baru dalam iman, dalam Roh Allah dan Kebenaran yang diberikan Allah.
Maka, dalam keheningan malam yang mendalam, Nikodemus menemukan sebuah kebenaran yang lebih besar bahwa kehidupan sejati tersedia bagi mereka yang bersedia dilahirkan kembali dalam Roh. Sebab, di dalam diam, cahaya kebenaran bersinar paling terang.
Nikodemus akhirnya menjadi pengikut setia Tuhan walaupun dalam diam. Tetapi setelah kematian Yesus, dia membawa campuran minya mur dengan minyak gaharu kira-kira lima puluh kaki beratnya untuk meminyaki tubuh Yesus. Dan sesudah kebangkitan Kristus dia juga yang menjadi saksi kebangkit Tuhan.
Semoga kita pun mengikuti teladan Nikodemus untuk selalu mencari kebenaran, menjadi murid setia Kristus dan menjadi saksi kebangkitan Kristus di mana saja kita diutus.