Perayaan Misa Pesta Misionaris Sulung SVD Santo Yoseph Freinademetz

Yoseph Freinademetz sudah menjalankan panggilan sebagai misionaris tidak hanya sekedar rahmat tetapi sekaligus tugas yang harus dijalaninya dengan ketaatan penuh pada kehendak Allah dan misi mereka.

Yoseph Freinademetz sudah menyadari akan panggilannya sendiri bersama yohanes Baptista Ansel yang diutus ke tanah misi Tiongkok, Cina.

Kota Kupang, TIRILOLOKNEWS.COM || REGIONAL – Perayaan misa memperingati hari ulang tahun misionaris sulung SVD Santo Yoseph Freinademetz pada Senin, (29/1/24) dilaksanakan di Biara Bruder Gregorius (BBG) Jl. TDM Kupang, dipimpin oleh P. Stefanus Lio SVD.

Pater Stef dalam homilinya mengatakan Yesus tidak hanya memilih para muridnya melainkan mengutus murid-muridnya untuk menjalankan tugas, maka Panggilan yang diterima bukan hanya sekedar rahmat tetapi tugas yang harus dijalani. Tugas itu adalah mewartakan damai Sejahtera kepada orang-orang di sekitar.

Yoseph Freinademetz sudah menyadari akan panggilannya sendiri bersama yohanes Baptista Ansel yang diutus ke tanah misi Tiongkok, Cina. Kesadaran ini terungkap secara jelas dalam kata-katanya sendiri menjadi misionaris dia pandang bukan sebagai korban yang ia berikan kepada Allah, melainkan sebagai rahmat yang dianugerahkan kepadanya.

Selain itu, menyadari rahmat Allah Yoseph Freinademetz dengan setia dan penuh cinta menjalankan karya misinya diantara orang-orang Cina, ia setia pada tugas perutusannya sampai mati di negeri Cina. Hal ini menjadi bukti bahwa Yoseph Freinademetz sudah menjalankan panggilan sebagai misionaris tidak hanya sekedar rahmat tetapi sekaligus tugas yang harus dijalaninya dengan ketaatan penuh pada kehendak Allah dan misi mereka. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Sr. Theresia dari Kalkuta bahwa manusia dipanggil bukan untuk sukses melainkan untuk setia. Setia yang dimaksud adalah setia untuk tetap dalam panggilan masing-masing dan berbuat kasih bagi sesama. Kesuksesan saat ini bisa dimanipulasi dan dalam sekejap saja kesuksesan itu bisa dicapai manusia, tetapi kesetiaan harus membutuhkan ketetapan hati untuk terus menerus dilakukan.

P. Stef menambahkan, misionaris zaman sekarang hendaknya menyadari bahwa menjadi misionaris Serikat Sabda Allah bukanlah prestasi pribadi kita melainkan semata-mata lewat anugerah yang diterima dari Allah sendiri, maka kebanggaan-kebanggaan semu seperti senioritas menunjukkan kerapuhan diri dalam menyadari panggilannya menjadi misionaris sebagai rahmat dari Allah. Apapun tugas yang diterima dari Serikat saat ini hendaknya dilihat dalam terang kehendak Allah dengan penuhnkasih. Salah satu tugas yang diberikan Allah dapat dilaksanakan adalah berdoa.

Dalam menjalankan tugas sebagai misionaris perlu menyadari aspek yang mengutus dan diutus. Jika tidak ada orang yang mengutus maka tidak ada orang yang mengutus diri sendiri dan bekerja seturut kehendak sendiri.
Singkatnya misi apapun bentuknya harus mengandung aspek pengutusan, yakni ada yang mengutus dan diutus. Maka tidak pernah ada sesuatu yang dibuat adalah misi jika tidak ada yang mengutus
Menjadi misionaris berarti menjadi pembawa damai Sejahtera yang membawa kedamaian dan ketenangan hidup bagi orang-orang dimanapun kita berada bukan menjadi sumber konflik dan perpecahan dalam hidup. Menjadi pembawa damai berarti berdamai dengan semua orang dan berdamai dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita.

Di akhir homolinya, P. Stef berharap semoga Santo Yoseph Freinademetz selalu mendoakan agar masing-masing misionaris secara sadar menghayati panggilan menjadi misionaris dalam Serikat Sabda Allah sebagai Rahmat yang diberikan Allah kepada bukan sebagai korban yang kita bawa kepada Allah Perayaan misa dimulai dari Pukul 18.00 Wita dan diikuti dengan acara makan bersama.